Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Berkomputer Menggunakan Monitor LED-TV

16 Mei 2019   07:27 Diperbarui: 1 Juni 2019   13:26 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah sistem hiburan dari perangkat LED-TV. sumber: pixabay.com/Stocksnap

Bayangkan, banyak perangkat televisi modern saat ini juga mempunyai tombol USB (meskipun kebanyakan masih USB 2.0) yang dapat memutar berkas MP3 (standar berkas audio), MP4 (satu jenis berkas video) atau berkas DAT (merupakan jenis berkas video yang digunakan pada keping VCD). Jadi dari sisi ini, sebuah televisi terkini pun mempunyai kemampuan memproses beberapa jenis berkas tadi tanpa membutuhkan perangkat tambahan. 

Meskipun demikian, bagi pirsawan televisi pada umumnya juga hampir selalu harus menyediakan speaker tambahan karena secara keseluruhan speaker yang menyertai pesawat televisi masa kini kurang nyaman bagi telinga, yang memang dikompensasi dengan asupan listrik yang lebih kecil dari TV jenis CRT.

Berbicara tentang monitor dan televisi memang sejatinya adalah dua hal yang berbeda meskipun saat ini pada umumnya keduanya mempunyai kesamaan dengan tampilan layar LCD/LED bukannya CRT. 

Sedangkan perbedaannya adalah: standar ukuran resolusi yang umum digunakan oleh perangkat televisi adalah NTSC atau PAL (meskipun saat ini format keluaran TV juga mengadopsi layar lebar 16:9 karena ketersediaan perangkat yang umum di pasaran); dan standar yang digunakan oleh sebuah monitor adalah berbasis resolusi piksel. 

Namun kita bisa berterima kasih kepada para ilmuwan hardware/software yang berhasil menyandingkan keduanya pada satu perangkat. Apakah kelebihan dan kekurangannya?

Kekurangannya yang utama (dan mungkin akan dijauhi oleh mereka yang kurang familiar terhadap barang-barang teknologi terbaru) adalah kerumitannya. Tak ada yang simpel seperti zaman dulu dimana menu settingan televisi dan monitor terpisah dan hanya berkutat dengan fungsinya masing-masing. Hampir pasti perangkat hybrid seperti monitor-TV ini hanya mempunyai remote control sebagai pengendali dan pengubah setelan, bukan lagi berbentuk tombol di samping atau di salah satu permukaan perangkat tadi. Belum lagi adanya berbagai port dengan fungsinya masing-masing.

Perangkat ini juga kecil kemungkinannya direparasi pada bengkel elektronik biasa karena jika ada kerusakan biasanya harus mengganti secara modul, bukan pernik spare-part terpisah seperti monitor atau TV tabung/CRT masa lampau. 

Jadi mau-tidak-mau dan sangat mungkin kita akan membutuhkan jasa service resmi, yang biasanya memang cukup mahal secara harga bila harus ada penggantian disebabkan suatu error. Sementara jasa service pinggir jalan akan membutuhkan distributor suku cadang seperti halnya bengkel motor pinggir jalan membutuhkan bengkel resmi. 

Namun kekurangannya ini mungkin akan dimaklumi oleh seseorang yang menginginkan kepraktisan atau mempunyai ruang sempit seperti penulis yang saat artikel ini ditulis hanya menempati sebuah kamar kost yang tidak terlalu lebar. Akan sangat menyita tempat juga saat ada dua perangkat dengan fungsi berbeda berada pada satu ruangan.

Sebagai catatan, perangkat monitor-TV secara umum tidak mempunyai perekaman (screenshot/screen capture) seperti penggunaan TV-tuner pada komputer. Jikalau ada mungkin adalah di luar pengetahuan penulis.

Televisi dan monitor PC jenis CRT yang sangat populer di masa lalu. sumber: commons.wikimedia.org/David Wright/geograph.org.uk
Televisi dan monitor PC jenis CRT yang sangat populer di masa lalu. sumber: commons.wikimedia.org/David Wright/geograph.org.uk

Keluaran (Output) Suara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun