Mohon tunggu...
Kemas A R Panji
Kemas A R Panji Mohon Tunggu... Sejarawan - Saya adalah pribadi yang biasa dipanggil Kemas Ari oleh sahabat dan teman kerja, menyukai bidang sejarah, budaya, dan Sastra, khususnya

Peminat Sejarah, Budaya dan Sastra, serta Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Liem Djie Lan, Senator Tionghoa Palembang Pertama Pasca Kemerdekaan

28 Januari 2020   04:57 Diperbarui: 28 Januari 2020   05:17 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Bioskop Capitol (Koleksi: ama/palembangdalamsketsa.blogspot.com)
Gambar: Bioskop Capitol (Koleksi: ama/palembangdalamsketsa.blogspot.com)
Masih dalam catatan Kiagus Imran Mahmud, Dalam bidang ekonomi dan usaha Liem Djie Lan pengusaha sukses dan Ia dikenal sebagai pemilik "Bioskop Capitol dan Hotel Central" di Palembang. 

Di Tahun 1950-an Bioskop Capitol adalah salah satu Bioskop yang cukup terkenal di kota Palembang Lokasi di kawasan Jalan Jendral Sudirman (Sekarnag ada di barisan Martabak Har) dimana di depan itu banyak pedagang yang menjajakan barangnya antara lain pedagang majalah dan Koran, dan penjual es kacang merah di sebelah kiri dari bioskop ini.

 Salah satu peranan Liem Djie Lan yang cukup terasa smpai ini adalah tentang usulannya (sebagai Pengusul) tentang penghapusan jabatan "Kapitan Cina" yang dijabat oleh Lim Siu Sing sebagai pejabat terakhir Kapitan Cina Palembang. Jabatan Kapten Cina pada masa pemerintahan Belanda adalah (Pejabat yang diangkat  secara khusus) untuk mengurus masyarakat dari Etnis Tionghoa.

 Menurut Liem Djie Lan Pejabat bentukan Kolonial Belanda ini bertujuan: untuk tetap memisahkan Masyarakat bumiputra dan Cina Palembang. Bahwa banyak kebijakan Kapitan (Kapten Cina) yang bertolak belakang dengan misi Republik. 

Sebagai seorang yang berpahan nasionalis dan sikap konsekuennya sebagai republiken menyebabkan banyak anggota dari organisasi bentukannya mengganti nama-nama mereka dengan nama seperti orang-orang bumiputra yang lazim dipakai di Palembang tanpa paksaan dari Pemerintah Republik,  meski ia sendiri tetap memakai nama aslinya Liem Djie Lan hingga ia terpilih dan dilantik sebagai anggota Dewan Kota Palembang tahun I946.

Sumber :

Djohan Hanafiah (Editor), Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang, Palembang: Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang,1998, halm.215.

Djohan Hanafiah, 82 Tahun Pemerintahan Kota Palembang, Palembang: Humas Pemerintah Kotamdya Daerah Tk. II Palembang, 1988, Halm.31-32

https://palembangdalamsketsa.blogspot.com/2012/05/bioskop-capitol-palembang.html?m=1  

Kemas Ari, Masyarakat Tionghoa Palembang, Tinjauan Sejarah Sosial 1823-1945. Palembang: FPS2B dan PSMTI, 2002, halm. 2.

Kiagus Imron Mahmud, Sejarah Palembang, Palembang: CV.Anggrek, 2004, halm.88-90.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun