Mohon tunggu...
Keizo Putra Budiman
Keizo Putra Budiman Mohon Tunggu... Kolese Kanisius

Berjuang menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Canisius College Cup XL: 40 Kali Ajang Perlombaan dan Perkembangan

5 Oktober 2025   16:36 Diperbarui: 5 Oktober 2025   16:36 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan CC Cup XL (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Pemuda-pemudi adalah penerus bangsa, jangan lupakan itu.

Perlombaan Yang Luar Biasa

Tanggal 27 September 2025 yang lalu menandakan selesainya pergelaran Canisius College Cup XL, ajang perlombaan yang sangat meriah dan sepanjang ini diharapkan oleh siswa-siswi daerah Jabodetabek. Acara ini membanggakan 20 cabang perlombaan olahraga (basket, voli, tenis meja), seni (band, short movie) dan bahkan akademik (debat, cerdas cermat) dalam jenjang SMP maupun SMA. Suasana mulai dari H1 sudah sangat meriah, pengunjung bisa menyaksikan lomba, membeli dari stand makanan, dan bergaul dengan orang lain. Penutupan minggu lalu menjadi puncak dari kegiatan ini, yaitu sebuah konser yang menjadi waktu bagi penonton untuk berdansa sambil diiringi artis Bernadya dan The Changcuters. 

Dengan latar kali ini yang berasal dari mitologi Mesir kuno dan tema "A beautiful thing is never perfect," CC Cup XL tidak hanya sekadar hiburan atau asyik-asyikan. Namun, kegiatan ini menawarkan sarana bagi para peserta dan panitia untuk berkembang menjadi versi diri mereka yang paling mantap. Di tengah hiasan piramida, hieroglyph, dan dewa-dewa masa kuno, Menteng Raya 64 merupakan ruang para pemuda untuk berjuang. Dan dalam landscape Indonesia yang dewasa ini semakin tidak stabil, sarana seperti ini sudah menjadi sesuatu yang sangat relevan pada masa depan bangsa. 

Para Panitia, Mempertahankan Keseimbangan

Singkat kata, semuanya mengkontribusikan kemampuan mereka sendiri.

Seluruh anggota Keluarga Besar Kolese Kanisius (KBKK) terlibat dalam kepanitiaan CC Cup. Guru-guru, karyawan, dan sekisaran seribu siswa CC dari kelas 7 sampai kelas 12 membanting tulang demi memastikan kelancaran acara. Setiap siswa wajib memilih bidang kepanitiaan yang akan menjadi tanggung jawab mereka selama delapan hari acara berjalan, beragam dari kebersihan sampai percetakan. Ada yang mengatur alur acara dalam gelar pembukaan dan penutupan, adapun yang bertugas dalam lomba-lomba tertentu. Singkat kata, semuanya mengkontribusikan kemampuan mereka sendiri.

Panitia CC Cup XL Angkatan CC'26 (Sumber: Dokumentasi CC Cup XL)
Panitia CC Cup XL Angkatan CC'26 (Sumber: Dokumentasi CC Cup XL)

Siswa-siswa ini harus mengorbankan waktu yang signifikan demi kegiatan ini. Siswa dalam seksi tertentu diminta untuk kerja sampai larut malam, mempersiapkan tiket, baju, acara, dan lain sebagainya. Mereka yang tidak bekerja harus menempati dan meramaikan Kolese Kanisius bahkan sampai jam enam sore. Semua ini sambil pembelajaran tetap berlangsung, meskipun terpotong waktunya. Tanggung jawab di luar CC Cup tentu juga tidak berhenti, terutama bagi siswa kelas 12 yang mempersiapkan TKA, PTS, perguruan tinggi, dan masih banyak lagi. Sebagai salah satu proses formasi yang paling penting di sekolah ini, CC Cup meminta para Kanisian untuk belajar mengatur jadwal mereka semaksimal mungkin. Inilah salah satu cara CC Cup menjadi kawasan pembangunan karakter pemuda.

Para Peserta, Memperjuangkan Martabat

Sebagai kaum pemuda dan pelanjut bangsa, peserta CC Cup menjadi pencerminan sikap persatuan yang seharusnya kita badani.

Lebih dari 200 SMP dan SMA mengirimkan anak-anak mereka untuk ikut serta dalam berbagai jenis pertandingan yang disediakan. Peserta lomba tersebut tentu bertujuan untuk mempertahankan dan mengharumkan nama baik sekolah mereka. Namun, memperjuangkan "martabat" tidak sekadar menambah poin di papan skor dan piala di lemari pajangan. Melalui CC Cup, para petanding juga diberi wadah untuk menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas antar pemuda. Hal yang paling penting, peserta diberikan kesempatan untuk mengesahkan dan menyempurnakan keterampilan mereka.

Lomba Wall Climbing CC Cup XL (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Lomba Wall Climbing CC Cup XL (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Kita bisa melihat iklim politik Indonesia yang semakin berpihak pada satu sisi, pada legislator di kursi gedung DPR. Aksi demo besar-besaran yang berujung anarkisme dan memakan nyawa terjadi akibat itu. Rakyat juga menuju kondisi yang lebih terpolarisasi, dengan sentimen online yang membujuk masyarakat untuk fokus pada kaum Tionghoa atau aparat yang membunuh. Entah siapa yang sebenarnya dibalik akun-akun provokator itu, isu rakyat vs. elit dialihkan menjadi isu rakyat vs. polisi atau rakyat vs. rakyat. Jelas dari penjarahan dan kerusakan yang terjadi, narasinya berubah dari reformasi menjadi kekacauan. Akhir aksi, walaupun dosa tunjangan DPR dan aparat ditanggung jawabkan, akar-akar masalah yang memunculkan kondisi ini masih belum hilang. 

Aksi Pembakaran Demo-Demo Bulan September 2025 (Sumber: Rahmat Nugraha/Tribunnews)
Aksi Pembakaran Demo-Demo Bulan September 2025 (Sumber: Rahmat Nugraha/Tribunnews)

Kini terjadilah siklus yang tak berhenti karena masyarakat dibujuk untuk memiliki agenda berbeda-beda. Sebagai kaum pemuda dan pelanjut bangsa, peserta CC Cup menjadi pencerminan sikap persatuan yang seharusnya kita badani. Panitia CC Cup sekaligus dipersiapkan dalam sekolah tercinta mereka untuk menghadapi dunia baru ini. Para pemuda ini menunjukan bahwa mereka adalah jiwa-jiwa dengan karakter yang kompeten, solid, dan penuh dengan daya juang. Mereka menjadi jiwa-jiwa yang tidak akan terpecah-pecah dan dapat membawa negara kita menuju kemakmuran.

A Beautiful Thing Is Never Perfect

Segala kesalahan yang kita buat adalah kesempatan untuk bertumbuh lebih baik, menjadi pribadi yang magis.

Segala hal yang sudah saya jelaskan mengenai perkembangan watak yang terjadi di CC Cup, tidak berarti bahwa semua berjalan dengan sempurna. Nyatanya pelaksanaan formasi CC Cup XL jauh dari sempurna. Lomba yang tidak jalan, panitia yang kurang serius, dan peserta terdiskualifikasi, semua terjadi. Namun, "CC Cup gagal" bukanlah kesimpulan yang tepat. Segala kesalahan yang kita buat adalah kesempatan untuk bertumbuh lebih baik, menjadi pribadi yang magis. 

CC Cup ke-40 ini adalah CC Cup saya terakhir sebagai siswa Kolese Kanisius. Saya belajar dari segala pengalaman ini untuk selalu mengembangkan diri saya dari waktu ke waktu. Saya diberi kesempatan untuk berkembang dalam kebersamaan dengan para pemuda di sekitar saya, dengan sarana yang sama. Itulah janji sejati yang dikemukakan dan dijalani CC Cup dari tahun ke tahun.

Pesan terakhir saya, semoga Canisius College Cup selanjutnya terus menjadi wadah bagi pemuda-pemudi untuk selalu maju dan bersatu. Salam sejahtera, kunjungilah CC Cup tahun depan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun