Mohon tunggu...
Keisya Zahra Maharani
Keisya Zahra Maharani Mohon Tunggu... 43225010020-Universitas Mercu Buana

43225010020-S1 Akuntansi-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Mercu Buana-Pendidikan anti korupsi dan etik UMB-Dosen Pengampu Prof.Dr, Apollo, M.Si.A

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   23:43 Diperbarui: 16 Oktober 2025   23:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Marcus Aurelius, filsuf Stoikisme, dikaitkan dengan konsep "Conversio".  Secara sederhana, konversi adalah metode refleksi diri yang dimaksudkan untuk membantu seseorang melakukan transformasi batin. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip Stoikisme, yang berpendapat bahwa kekuatan sejati berasal dari dalam diri seseorang, bukan dari pengendalian dari sumber luar.

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Conversio dalam Pemikiran Marcus Aurelius

Menurut Marcus Aurelius, "Conversio" dalam Stoikisme adalah proses transformasi batin yang memperkuat ketahanan mental dan kedamaian batin dengan mengubah reaksi negatif menjadi sikap tenang dan menerima keadaan. Ini karena kebahagiaan sejati bergantung pada pengendalian emosi dan penilaian rasional.

Dalam karyanya Meditations, Marcus Aurelius menulis:

"If you are distressed by anything external, the pain is not due to the thing itself, but to your estimate of it; and this you have the power to revoke at any moment."
Menurut Marcus Aurelius, penderitaan bukan berasal dari kejadian luar, melainkan dari cara kita menilainya. Karena penilaian itu bersifat subjektif, kita memiliki kendali penuh untuk mengubahnya kapan saja. Dengan mengendalikan pikiran, kita bisa mencapai ketenangan dan kebebasan emosional.

Sebagai contoh, bayangkan jika saat berkendara di jalan raya, tiba-tiba seseorang menyalip dan marah-marah tanpa alasan yang jelas.

Reaksi awal yang biasanya muncul seperti rasa marah, tersinggung ataupun rasa ingin membalasnya. Namun, seseorang yang telah dilatih dalam Conversio menurut ajaran Marcus Aurelius akan berhenti sejenak dan mempertimbangkan situasi secara rasional. Ia menyadari bahwa ia tidak dapat mengontrol perilaku orang lain, tetapi ia dapat mengontrol cara berpikir dan reaksinya sendiri.

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Metode Latihan (Askesis) -- Memisahkan Dua Hal antara Fortuna dan Virtue

Makna dan Tujuan Askesis

Askesis, yang berasal dari kata Yunani "sksis", yang berarti latihan diri, adalah teknik mental dan spiritual yang digunakan oleh filsuf Stoik untuk mencapai kebijaksanaan dan ketenangan batin.  Latihan ini mengajarkan seseorang mengendalikan pikiran dan emosi mereka untuk tetap rasional saat menghadapi kesulitan.Dalam hal ini, Marcus Aurelius mengajarkan konsep pemisahan antara dua hal penting:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun