Mohon tunggu...
Keisya Zahra Maharani
Keisya Zahra Maharani Mohon Tunggu... 43225010020-Universitas Mercu Buana

43225010020-S1 Akuntansi-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Mercu Buana-Pendidikan anti korupsi dan etik UMB-Dosen Pengampu Prof.Dr, Apollo, M.Si.A

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   23:43 Diperbarui: 16 Oktober 2025   23:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Rasionalitas sebagai kekuatan positif

Psikolog Albert Ellis menyatakan bahwa kebanyakan penderitaan emosional berasal dari pikiran irasional atau "harus-isme" yang menyebabkan ketidakpuasan. Menurutnya, berpikir positif dan rasional mengubah cara berpikir menjadi lebih realistis, sehingga mengubah kecemasan menjadi ketenangan, dan ini menjadi dasar terapi seperti CBT untuk meningkatkan kesehatan mental.

Contoh Kehidupan Nyata

Seseorang yang gagal dalam wawancara kerja mungkin berpikir irasional, 'Saya benar-benar gagal total, hidup saya hancur,' yang menimbulkan perasaan kecewa, rendah diri, dan putus asa. Namun, dengan pendekatan Ellis, ia diarahkan untuk berpikir ulang: 'Saya gagal hari ini, tapi itu tidak berarti saya gagal selamanya. Saya bisa belajar dan memperbaiki diri.' Akibatnya, perasaannya berubah dari putus asa menjadi termotivasi, meskipun realitas eksternal tetap sama, sehingga menciptakan tindakan baru.

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Relevansi Filosofis Model ABC Albert Ellis

Ellis mengalihkan fokus dari faktor eksternal ke aspek internal diri. Berbeda dengan Stoik yang menekankan pengendalian atas diri sendiri, dan Nietzsche yang menekankan penerimaan hidup, Ellis menekankan kekuatan akal sehat dan kesadaran rasional dalam membentuk perasaan.  Ia menunjukkan bahwa pola pikir positif bukanlah sesuatu yang salah; itu adalah kewajiban intelektual untuk memilih cara berpikir yang lebih sehat.

Kesimpulan

Albert Ellis mengajarkan bahwa pikiran berperan sebagai pencipta emosi. Kita bukanlah korban dari peristiwa yang terjadi, melainkan pelaku aktif dalam menafsirkan peristiwa tersebut. Dengan mengasah kemampuan berpikir rasional, kita dapat mengubah perasaan kita, dan melalui perubahan itu, kita membentuk hidup yang lebih baik. "Kebahagiaan tercipta bukan dari pencarian dunia yang ideal, melainkan dari pembelajaran cara berpikir yang lebih bijak terhadap dunia yang penuh kekurangan.

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun