Mohon tunggu...
Keisya Annida
Keisya Annida Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen

Kesuksesan hanyalah milik mereka yang mau berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kurs Rupiah terhadap Perekonomian Indonesia

28 Desember 2020   08:37 Diperbarui: 28 Desember 2020   09:00 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan perekonomian regional bahkan lingkungan ekonomi global. Dimana pengaruh secara global yang secara rill menunjukan signifikansi yang jelas terhadap perekonomian ahkir-ahkir ini . Bandingkan saja tahun 2018 saat dimulainya perang dagang antara Amerika dan China membawa dampak terhadap perekonomian  Indonesia yang menyebabkan  harga dan permintaan komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia semakin tersungkur. Hal tersebut jelas menunjukan pengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai mata uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan lain sebagainya. Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.

Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio. Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

Naiknya kurs Dollar Amerika Serikat mempengaruhi perekonomian ekspo-impor  di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan karena kenaikan kurs Dollar Amerika Serikat hingga Rp.15.000,00 (lima belas ribu rupiah) karena kondisi tersebut harga barang yang di ekspor oleh Indonesia mengalami penurunan harga, sedangkan harga impor barang yang diimpor ke Indonesia mengalami peningkatan harga sehingga Indonesia mengalami kerugian dalam perekonomiannya. Hal ini ditandai  dengan penurunan ekspor Indonesia pada bulan Juni 2018 menurun 19,80% atau U$ 13,00 milliar disbanding ekspor pada bulan Mei 2018 sedangkan, badan pusat statistik (BPS) mencatat impor pada bulan Maret mengalami peningkatan 2,13% dari bulan ke bulan.

Selain itu, harga Dollar juga mempengaruhi harga otomotif, dan harga obat-obatan. Berdasarkan sumber yang kami cari pengusaha farmasi Vincent Harijanto mengatakan bahwa tak akan sanggup lagi menahan harga jika kurs Rupiah menembus 15.000,00 per Dollar. Dari penjelasan ini dapat dikatakan kenaikan kurs Dollar Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia

Tingkat mata uang memiliki dampak langsung pada aspek-aspek ekonomi berikut :
1. Perdagangan barang
Ini mengacu pada perdagangan internasional suatu negara, atau ekspor dan impornya. Secara umum, mata uang yang lebih lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu negara (atau peningkatan surplus ) dari waktu ke waktu. Sebaliknya, mata uang yang secara signifikan lebih kuat dapat mengurangi daya saing ekspor dan membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit perdagangan melebar lebih lanjut, akhirnya melemahkan mata uang dalam mekanisme penyesuaian diri. Tetapi sebelum ini terjadi, sektor industri yang sangat berorientasi ekspor dapat dihancurkan oleh mata uang yang terlalu kuat.

2. Arus Modal
Modal asing akan cenderung mengalir ke negara-negara yang memiliki pemerintahan yang kuat, ekonomi yang dinamis dan mata uang yang stabil. Suatu bangsa perlu memiliki mata uang yang relatif stabil untuk menarik modal investasi dari investor asing. Jika tidak, prospek kerugian mata uang yang ditimbulkan oleh depresiasi mata uang dapat menghalangi investor luar negeri. Aliran modal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama investasi asing langsung (FDI) , di mana investor asing mengambil saham di perusahaan yang ada atau membangun fasilitas baru di luar negeri dan investasi portofolio asing, di mana investor asing membeli, menjual dan memperdagangkan surat berharga luar negeri

3. Inflasi
Mata uang yang terdevaluasi dapat menghasilkan inflasi "diimpor" untuk negara-negara yang merupakan importir substansial. Penurunan tiba-tiba 20% dalam mata uang domestik dapat mengakibatkan produk impor berbiaya 25% lebih karena, penurunan 20% berarti peningkatan 25% untuk kembali ke titik harga awal seperti teori eokonomi mikro.

4. Suku bunga
Seperti disebutkan sebelumnya, tingkat nilai tukar merupakan pertimbangan utama bagi sebagian besar bank sentral saat menetapkan kebijakan moneter. Mata uang domestik yang kuat memberi hambatan pada perekonomian, mencapai hasil akhir yang sama dengan kebijakan moneter yang lebih ketat yaitu, suku bunga yang lebih tinggi. Selain itu, pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut pada saat mata uang domestik sudah terlalu kuat dapat memperburuk masalah dengan menarik lebih banyak uang panas dari investor asing, yang mencari investasi dengan imbal hasil lebih tinggi yang akan mendorong lebih lanjut mata uang domestik.


5. Bahan makanan
Rupiah yang kuat membuat impor lebih murah. Itu mengurangi inflasi dan menurunkan biaya hidup. Ini memungkinkan Anda membeli lebih banyak. Lebih penting lagi, Anda dapat menghemat lebih banyak tanpa merusak kualitas hidup Anda. Kemudian Anda bisa menabung untuk hari hujan, atau untuk pensiun. Rupiah yang lemah membuat harga impor lebih tinggi. Itu menurunkan standar hidup Anda karena Anda akan membayar lebih untuk sayuran buah-buahan impor, dan bahan makanan lainnya. Ini juga menyebabkan inflasi. Itu mengikis daya beli Anda dari waktu ke waktu.


6. Gas
Ketika nilai Rupiah naik terhadap mata uang lainnya, harga gas jatuh. Mengapa? Lebih dari 70 persen dari harga gas tergantung pada harga minyak. Semua kontrak minyak dijual dalam satuan Rupiah. Arab Saudi, yang menjual sebagian besar minyak dunia, telah mematok mata uangnya terhadap Rupiah. Ketika Rupiah naik terhadap dolar dan mata uang lainnya, begitu juga riyal. Itu membuat impor Arab Saudi lebih murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun