Memelukmu hangat
Begitu erat
Kedua belah tanganku menempel di punggungmu yang ramping
Mengusapnya lembut
Dua bulir tetes air mata bening mengalir jatuh di dadaku
Berasa sangat lalu meresap
Menyiratkan sayang nan tak tergantikan
Hati-hati di rantau orang kak ..
Bisikmu lembut terbata
Aku mengangguk pelan menyimpan kesedihan, berusaha kuat
Sepersekian detik berlalu
Kenapa waktu demikian cepat pergi
Mulai esok, tak ada lagi sapa dan tawa manjamu
Tak akan ada lagi kata, "kak, jemput .."
Perlahan kulepaskan pelukan
Sedikit memaksa memang .., kurasakan waktu serasa membeku
Langit menjadi gelap
Mas, mas .. turun dimana?
Hentak sang sopir angkot tergesa di lampu merah
Aku terhenyak, kiranya tinggal aku seorang di dalam angkot kota ..
Dik, besok aku pulang .. gumamku lirih dalam hati
Kerinduan, ternyata tak dapat diseka hanya dengan saputangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI