Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencuci Tanah Air

30 Maret 2023   14:44 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:47 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang bocah lelaki kecil berlarian kian-kemari, dia

Hilir mudik kebingungan tak tentu arah tujuan pergi

Pada tangan kanannya tampak segenggam tanah merah

Dan di tangan kirinya dia membawa sebotol air hitam

Tanah di genggaman-nya kini tak lagi dapat ditanam

Keserakahan penyebab tanah itu memerah gersang pecah

Air yang dibawanya-pun kotor dipenuhi barisan kuman

Segala yang bernyawa tak kuasa untuk mereguknya, tiba

Di atas komplek pekuburan sang bocah berhenti berlari

Sang bocah-pun menuang air hitamnya di atas tanah merah,

Lalu, menghempaskannya diantara jajaran batu-batu nisan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun