Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pascakebakaran Kampung Bondo Maroto, Nasibmu Kini...

1 Oktober 2018   22:14 Diperbarui: 2 Oktober 2018   15:36 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap Berharap Dibantu Pemkab Untuk Bangun Kembali Kampung

dokpri
dokpri

Walaupun demikian, nyatanya masyarakat di kampung bondo maroto tetap butuh perhatian lainnya. Bukan apa-apa kemudahan akses membangun kembali kampung yang hanya menyisahkan debu harus pula dimulai dari sekarang apalagi kampung Bondo Maroto sendiri merupakan satu dari tiga kampung di Sumba Barat yang melaksanakan ritual adat Wulla Podu (Wulla:Bulan dan Podu: Pahit) selain kampung Tarung dan Kampung Gelakoko yang tentunya harus diperhatikan. Pasalnya di ritual adat inilah banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang hadir mengikuti ritual tersebut. 

Hal ini disampaikan Lali Pora bersama Rato Ngungu Kabata. Menurut keduanya membangun kembali kampung seperti awal itu memang tidak mudah. Butuh dana besar dan waktu yang tidak sedikit. 

Pasalnya untuk kayu ukuran besar sebagai tiang penyanggah rumah tidak ada lagi di hutan di wilayah tersebut. Dan butuh proses mencari. Kesulitan lainnya tentu dalam pencarian kayu biasanya dibuat ritual terlebih dahulu dengan mengorbankan hewan dan juga makanan lainnya.

dokpri
dokpri
"Kita masih berharap bantuan pemkab untuk meringankan beban kami. Habisnya bahan untuk bangun rumah apalagi rumah kabisu itu pengeluarannya sangat tinggi. Karena hampir semua barang yang ada di kampung ini termasuk benda keramat hangus terbakar juga ada beberapa kuburan dari batu asli yang retak,"kata Lali Pora.

Akibat belum diperbaikinya kampung pun dirasakan oleh Rato Ngungu Kabata. Sebagai Rato di kampung tersebut, ritual Wollu Padu di kampungnya untuk sementara tidak bisa diadakan secara penuh. Hanya sebagian dimana ritual tersebut tidak akan dipertontonkan secara umum. Ritual itu tambahnya akan diadakan di rumah masing-masing.

"Tetap ada tapi hanya sebagian ritus yang kami buat. Hewan pun tetap kami potong tapi hanya ayam. Iya sampai kampung ini diperbaiki baru bisa dibuat ritus secara penuh,"tambahnya kala itu ditemani Sekdes Kalembu Kuni, Yulianus K. Tenabolo.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun