Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jembatan Bambu sebagai Bukti Nyata Pendidikan Itu Mahal

15 September 2018   07:15 Diperbarui: 15 September 2018   15:53 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Di musim kemarau seperti ini aliran airnya memang tidak dalam sehingga anak-anak bisa mandi di sana dan bisa menyeberang dengan bambu tersebut. Tapi kalau sudah musim penghujan jembatan itu otomatis tidak akan bisa digunakan lagi karena bambu penyangga yang dibuat masyarakat di sekitar lokasi hanyut terbawa air,"kata Kepala Sekolah SDI Malula, Bulu Bora kala itu.

Tidak heran dimusim penghujan banyak diantara anak-anak yang berasal dari desa Dangga Mangu tidak bersekolah dan memilih bertahan di rumah hingga air kali surut.

Problem seperti ini memang bukan pertama malah sudah bertahun-tahun lamanya namun belum dicari solusinya.

Syukurnya, pihak sekolah pun memahami kondisi tersebut sehingga memberikan kelonggaran kepada anak asuhnya.

Salah satunya dengan memberikan tenggat waktu dimulainya KBM dan mengijinkan anak-anak untuk tidak memakai alas kaki.

Hal ini karena rata-rata siswa/I di sekolah tersebut berasal dari keluarga sederhana yang menjadi pekerja di kebun cengkeh.

"Alasan jelas kalau aturannya ketat seperti di sekolah lainnya maka sekolah ini sepi murid. Toh banyak anak-anak di sekolah ini yang ekonomi keluarganya di bawah rata-rata. Kita tidak bisa memaksa jika itu dilakukan maka akan berdampak sekali. Jam sekolah juga kita ulur untuk beberapa menit disesuaikan dengan waktu tempuh anak-anak, termasuk anak-anak dari kampong sebelah yang tiap harinya melewati jembatan bambu itu,"katanya.

dokpri
dokpri
Sudah Bisa Membaca dan Menulis

Walaupun begitu banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi setidaknya ada kebanggaan tersendiri bagi anak-anak di wilayah tersebut.

Pasalnya dari pengakuan beberapa guru dan pengamatan penulis dalam pertemuan sehari, anak-anak di sekolah tersebut terbilang sudah mahir membaca,menulis dan berhitung. Sehingga tidak heran hampir 60 an persen anak-anak di sekolah itu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.

Sisi lain yang jarang ditemui di sekolah lain di wilayah tersebut. Walaupun harus diakui di wilayah tersebut sampai kini belum ada Pendidikan Anak Usia Dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun