Mohon tunggu...
Pipit Permatasari
Pipit Permatasari Mohon Tunggu... -

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Galau Seperti Bakwan Goreng

16 Juli 2012   01:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Galau Seperti Bakwan Goreng

Oleh Pipit Permatasari

Pagi ini kegalauan ku, aku belajar untuk menuangkannya melalui tulisan ini. Aku berniat untuk menyudahi untuk selalu mengeluh atau pun curhat kepada orang disekitar ku.Pagi ini perasaan dan keinginan ku bersatu bak ingin membuat sebuah bakwan goreng. Pasti anda sudah mengetahuinya bukan apa saja komposisi yang ada didalamnya sehingga ia disebut bakwan goreng. Yupz disana ada wortel, kol, toge dan terigu. Ketika kita ingin menjadikannya sebagai makanan yang disukai orang. Maka bahan-bahan tadi itu harus diolah sehingga menjadi makanan yang mengenakan. Namun tidak dengan apa yang aku rasakan saat ini. campur aduknya keinginan serta hasrat apa ingin ku, aku sendiri bingung untuk mengolahnya.

Malah BBM dari seorang Jurnalis kawakan yang sudah delapan tahun melakoni pekerjaannya sebagai jurnalis Anastasya Putri mengatakan ingin dikenal itu harus terlibat dalam momen-moment penting. Seperti pilkada, bencana alam, dan liputan lainnya yang mungkin sangat sensitive jika kita melakoninya. Yupz. Sama seperti teman sekelebatan yang aku temui di lapangan, seperti Marischka Prudencedia reporter yang kerja di Metro TV. Aku melihat Twitternya dia bak seorang jurnalis yang sudah kompeten dibidangnya. Aku masih ingat ketika kita berbincang di lapangan. Sayangnya setelah itu kami lost kontak. Sepertinya jam terbang ku dengan dia sangat jauh. Aku sudah kehilangan start yang amat jauh. Namun keinginan ku berharap bisamengejar dia atau minimal menyamaistandarnya. Bisa berdiri tegak disampaingnya tak kala kita berjumpa kembali. Namun saat ini yang aku rasakan adalah aku masih berada dibawah skill yang dia punya. Untuk mengejarnya pun aku tak tahu caranya.

Namun masih menurut Mbak Putri sapaan aku dan teman teman “geng bidadari” menyebutnya Anastasya Putri. Aku memang cukup bangga kenal dekat dengan seorang jurnalis sekaliber Anastasya putri yang setiap weekand selalu terlihat membawakan liputan enam pagi. “kapan aku bisa kaya mba putri”. Perkenalan aku dengan mba Putri saat kami liputan media gattering di Pulau Bidadari. Sungguh sangat beruntung aku datang kesana dan akhirnya bisa kenal dekat dengan nya meski kami (Eris,Intan, mamih Dian, dan Mideh) yang masuk dalam geng bidadari jarang bertemu. Namun kami merasa sangat dekat dan saling menyanyanginya. Oh heehhe.. balik kata mba putri yah. Mmm apa yah aku lupa. Lirik bbm dulu dah. Oh ya.Kata mba Putri untuk menjadi seorang yang terkenal itu memang berawal dari liputan dan jam terbang liputannya sangat tinggi. Yapz memang aku melihat dan membaca biogfi para jurnalis yang terkenal.. Apa lagi Pessi Alwi oh migot suka sekali aku sama dia. Kalau ditanya siapa idola ku. Bukan artis atau penyanyi terkenal tetapi seorang PessiAlwi.. Oh andai aku bisa sedekat seperti dekatnya aku dengan mba Putri. #berkhayal#

Semua yang aku utarankan diatas tadi memang semua keinginan ku. Tetapi keinginan ku terbentur oleh perasaan yang Galau meloeloe #bahasaabg#. Selain galau persoalan cinta. Galau ku juga di persoalan kantor. AKu merasa ada diskriminasi aku dengan reporter-reporter lainnya. Terus apa yang aku lakukan Tuhan, teman…? Kalau kata mba Putri… hehe maaf ya mba di quot mulu kata-katanya. Mereka memperlakukan itu hanya iri kepada ku. Helloww apa yang diirikan dari aku mba Putri.. Aku merasa reporter paling bodoh di Kantor Berita Radio 68H. Setiap usaha ku selalu dicibir dan selalu disalahkan. Why apa yang aku harus perbuat?.

Kalau kata pacar aku yang menyumbang kegalauan setiap hari hampir 99%, Letnan Davistya Haria Gamananda mengatakan, untuk menjadi orang yang dibutuhkan mereka harus lebih dahulu memikirkan kita. Nah loh macam dia aja yang selalu berada dipikiran ku. Ohg my dear miss uuu. Huge panggilan sayang ku kepadanya mengatakan, dunia kerja itu ada like dan dislike dimana ada sikut-sikutan yang siap mencari muka kepada atasan agar kinerja mereka diperhitungkan. Namun akusangat tidak suka hal demikian. Bagi ku kerja adalah dengan ikhlas dan lakukan yang terbaik. Namun melakukan yang terbaik itu sangat sulit. Belum lagi situasi dan kondisi di tempat kerja kadang merusak suasana hati yang pada akhirnya. Timbul kata “Malas dan Bodo Amat”.

Itulah sekelumit kisah dan kegalauan dipagihari ini. Ayo ladies. Semangat . Kata mba Putri kamu pasti bisa Pipit Permatasari.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun