Mohon tunggu...
kayla shifa arti
kayla shifa arti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif semester 5

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Warna Warni Alam di Tangan Anak Manggungmangu - Pembuatan Ecoprint bersama UNNES Giat 12 Manggungmangu

27 Agustus 2025   14:15 Diperbarui: 27 Agustus 2025   14:15 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama siswa SDN 2 Manggungmangu

Kendal -- Suasana ceria tampak di ruang kelas SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Manggungmangu saat puluhan siswa sibuk memukul daun dan bunga di atas totebag polos. Aktivitas ini bukan sekadar bermain, melainkan bagian dari pelatihan ecoprint yang digagas oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

Kegiatan yang berlangsung pada 23 Juli 2025 di SDN 1 Manggungmangu bertepatan dengan Hari Anak Nasional, serta 22 Agustus 2025 di SDN 2 Manggungmangu ini, mengajak siswa mengenal teknik ecoprint dengan metode pounding (pukul) menggunakan bahan alam seperti daun dan bunga.

Pelatihan ini dirancang untuk mendukung pembelajaran kontekstual mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Melalui praktik ecoprint, siswa diajak memahami struktur, fungsi, dan jenis daun secara langsung. "Dengan teknik ecoprint, anak-anak tidak hanya belajar tentang daun di buku, tapi juga melihat bagaimana pigmen warnanya bisa ditransfer ke kain totebag," jelas Kayla Shifa Arti, pelaksana program. Metode ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran berbasis proyek. Siswa tidak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga aktif bereksperimen, bekerja sama, dan menghasilkan karya yang bernilai guna.

Proses pembuatan ecoprint
Proses pembuatan ecoprint

Sebanyak 25 siswa di SDN 1 dan puluhan siswa di SDN 2 terlibat dalam pelatihan ini. Mereka tampak antusias saat menata daun dan bunga sesuai kreativitas masing-masing. Proses pemukulan menggunakan batu sungai dilakukan dengan hati-hati agar motif daun tercetak jelas pada totebag berbahan kain blacu. Kepala sekolah dan guru turut mendampingi kegiatan serta memberikan apresiasi atas hasil karya siswa. Setelah dijemur, totebag hasil ecoprint langsung bisa dibawa pulang oleh peserta sebagai bentuk penghargaan.

Hasil evaluasi menunjukkan karya totebag ecoprint para siswa cukup baik, dengan variasi warna dan motif yang menarik. Meski ada beberapa totebag yang warnanya kurang rata akibat pukulan tidak konsisten, kegiatan ini tetap berhasil menumbuhkan kreativitas, keterampilan motorik halus, serta kepedulian terhadap lingkungan.

"Kegiatan ecoprint ini sangat bermanfaat karena anak-anak bisa belajar sambil berkarya. Selain itu, mereka jadi paham bahwa bahan alam bisa dimanfaatkan tanpa harus mencemari lingkungan," ujar salah satu guru pendamping.

Foto bersama Kepala Sekolah dan Siswa SDN 1 Manggungmangu
Foto bersama Kepala Sekolah dan Siswa SDN 1 Manggungmangu

Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan tidak hanya memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingkungan. Ecoprint menjadi media yang fungsional sekaligus ramah lingkungan, serta membuka ruang bagi anak-anak untuk berkreasi dengan cara sederhana namun bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun