Mohon tunggu...
Katrokelana Kelana
Katrokelana Kelana Mohon Tunggu... -

hanya orang bodoh yang belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kali Soal Intimidasi, Fundies Emang Jagonya

18 Desember 2013   12:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya menyayangkan adanya tulisan yang ditujukan untuk menggalang massa dalam rangka memblokir suatu akun. Apalagi komentar di bawahnya tidak menunjukkan keluhuran akal-budi Islam. Nadanya emisonal, penuh kebencian, bukan nada lembut yang penuh cinta seperti yang diajarkan Rasulullah.

Coba simak saja di lapak-lapak berikut ini:

Galang Robi:

16 December 2013 19:47:40

7.Setuju
Pecahin kepala mboten wo

Sumber: http://media.kompasiana.com/new-media/2013/12/16/setujukah-anda-mboten-woten-di-banned-admin-618837.html

Adhye:

15 December 2013 18:40:52

saya sih sudah Basmalah…insya Allah darahnya halal.

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/12/15/untuk-mboten-wonten-buktikan-hamil-diluar-nikah-ada-sunnahnya-616724.html

Lihat saja langsung ke dua lapak di atas, belum lapak-lapak lainnya.

Permintaan menutup suatu aku karena suatu hal yang belum jelas, selain hanya alasan emosional, sangat jelas bukan akhlak terpuji. Tulisan harus dilawan tulisan, komentar harus dilawan dengan komentar. Menggalang massa untuk menutup suatu akun, jika di dunia nyata sama dengan demo jalanan meminta hukuman mati.

Para fundies ini bukannya mengajari orang supaya benar pemahamannya, malah main bunuh akun. Kelakuan fundies di dunia maya ini persis sama dengan kelakuan fundies di dunia nyata. Ini jelas cara orang mengandalkan otot bukan otak. Berani karena jumlah yang banyak, walau kelakuan minus.

Ini juga symbol kemanjaan. Dikit-dikit minta penguasa nolongin. Gimana bisa mandiri jika sedikit-sedikit minta penguasa turun tangan. Mbok ya hidup lah secara mandiri. Seleesaikan masalah sendiri. Beladiri sendiri. Yakin dengan keimanan sendiri. Emas akan tetap emas biarpun dimaki-maki sebagai perunggu. Intan-akan tetap intan biarpun dimaki-maki sebagai tape.

Iman yang kuat tidak takut dengan kritikan. “Iman yang dangkal dan dogmatis selalu was-was pada pertanyaan dan keragu-raguan.”

Sangat disayangkan jika berkompasiana hanya untuk mengintimidasi orang lain.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun