Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ya Ampun, Begitu Banyaknya Dosaku

17 Agustus 2012   21:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tatkala aku berbuat satu kebaikan. Aku begitu bangganya. Ketika ada yang memuji dengan untaian kata membuai, aku begitu bahagia. Aku bergumam,"Aku memang orang baik."

Bagaimana tidak baik? Setiap orang di sekitar yang kulihat selalu dalam kesalahan.

Pada saat aku berdoa. Kulaporkan segala kebaikan yang telah aku lakukan. Pokoknya aku yang paling baik. Berharap Tuhan tahu dan membalas dengan pahala dan rejeki.

Bagaimana tidak baik? Aku rajin beribadah, setiap hari menyebut Nama Tuhan. Beramal menolong yang dalam kesusahan. Berkata-kata yang baik menasehati. Apalagi?

Tetapi baru kusadari. Setelah kuarenungkan. Tiada berarti kebaikan-kebaikanku. Karena semuanya berpamrih.

Dibalik kebaikan yang kulakukan, tersembunyi keepicikan. Yang paling menyedihkann hadirnya keangkuhan. Didalam keangkuhan itu tersembunyi dosa-dosa yang tak terkira.

Ya ampun, ternyata di atas kebaikan dan kebenaran hidupku, bergelimang dosa.

Karena kecuranganku, hanya kebaikan yang kuhitung. Hanya kebenaran yang kuingat. Sementara keburukan dan kesalahan kuabaikan begitu saja.

Aku tertawa dalam kebaikan, tak ada kesedihan dalam kesalahan. Ingatanku begitu kuat atas kebaikan yang kulakukan, sedangkan atas kesalahan, demikian pikunnya.

Begitulah yang terjadi sepanjang hari, sepanjang hidup. Bila dihitung, entah sudah berapa gunung dosa. Tingginya melebihi pegunungan Himalaya.

Ya ampun. Ampunilah ya Tuhan. Biarkan kesadaran ini selalu ada, agar ada pertobatan setiap harinya. Semoga tersadar dalam bimbingan-Mu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun