Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sheikh Dr Amru Al Wardhany: Ulama yang Tidak Menebarkan Kasih Sayang Bukanlah Ulama!

25 Februari 2012   07:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:41 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13301549601722177212

Sheikh Dr Amru Musthofa Al Wardhany (40) - Direktur Diklat dan Anggota 
Dewan Fatwa di Dar Ifta Mesir (Majelis Fatwa Mesir), dalam wawancara dengan Koran Kompas menjawab, "Ada satu hadis yang pertama saya pelajari, yang berbunyi 'orang yang mengasihi sesama pasti akan dikasihi Tuhan'. Alasan kenapa kita mempelajari hadis itu adalah untuk menangkap pesan kasih sayang dan rahmat dalam agama. Para ulama terdidik dan tumbuh dalam suasana kasih sayang. Kalau ada ulama yang tidak menebarkan semangat itu, dia bukan ulama." Menarik sekali sekali dan pesannya jelas sekali. Tentang kasih sayang. Inti semua ajaran agama adalah mengajarkan tentang kasih sayang. Seharusnya nilai penting ajaran ini yang terus-menerus disampaikan oleh para pemuka agama. Bukannya selalu cerita tentang surga. Apa pentingnya? Karena bila sesama umat manusia bisa saling menyangi dunia ini sudah seperti surga. Orang yang di hatinya selalu ada kasih sayang akan disayang Tuhan dengan menempatkannya di surga. Jangan pula bercerita tentang neraka terus. Karena ketika manusia sudah kehilangan kasih sayang. Dunia ini sudah tak ubahnya dengan neraka. Semangat untuk saling mengasihi inilah.com semestinya yang ditebarkan kepada umat. Bukannya selalu menjelekkan agama lain dan membanggakan agama sendiri sebagai yang terbaik. Ulama _dalam hal ini semua pemuka agama_ dikatakan oleh Sheikh Amru bahwa yang tidak menebarkan semangat saling menyayangi sesama, tidak layak disebut ulama. Jadi apa dong? Ulama bodong atau bohongan kali ya?! Jadi sangat mengherankan, kalau dari dalam rumah ibadah kita masih suka mendengar, "tukang pidato"-nya masih suka menebarkan kebencian dengan menyinggung atau menjelekkan agama lain. Boro-boro bicara tentang kasih sayang. Menyedihkan, bukan? Sejak beberapa minggu saya berada di tempat kerja baru dipinggiran Kota Tangerang. Saya sampai kehilangan kasih gara-gara timbul emosi sendiri mendengar ceramah dari sebuah tempat ibadah setiap minggu pagi. Suara keras dan selalu saja berisi sindiran ke satu agama. Sampai-sampai saya hafal dengan suaranya. Dia lagi, dia lagi. Apa tidak ada cerita yang lain? Namun emosi-emosi begini saya masih sempat berbisik pada diri sendiri,"Kasihan juga ya tukang pidato ini!" Berceramah sih atas Nabi, tapi kenapa menebar benci sambil ketawa-ketiwi. Kalau Nabi sampai dengar, saya yakin hatinya pasti sedih. Karena Beliau selalu mengajarkan tentang kasih sayang. Soal hidup memang tanggung jawab masing-masing, tapi tolong dong sebagai pemuka agama yang bertugas menyampaikan hadis dan Firman Tuhan, ajari dan semangati kami untuk saling menyayangi sesama, agama Tuhan pun menyayangi kami. Kalau begitu, sebagai umat juga kita perlu pintar-pintar agar tidak dibodohi pemuka agama yang "hobi" menyebar kebencian. [caption id="attachment_173403" align="aligncenter" width="640" caption="gambar dijepret dari koran Kompas Minggu 12/2 "][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun