Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta 1 Malam Untuk Semalaman Bercinta (Malu Aku Malu, Pada Semut Merah...)

17 Juli 2010   00:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sedikitnya rasa malu yang dimiliki manusia, membuatnya tidak malu-malu lagi untuk melakukan perbuatan yang memalukan dengan mempermainkan kemaluannya, karena ia tidak akan kehilangan kemaluannya, tapi hanya akan kehilangan muka dan mendapatkan perkataan, "TIDAK TAHU MALU" saja! [caption id="attachment_196212" align="aligncenter" width="183" caption="weirdaft.blogdetik.com"][/caption]

Hari ini ketika dalam perjalanan dari Majalengka menuju Purwakarta, dari dalam kendaraan saya melihat sebuah tulisan yang menarik dibelakang sebuah truk. Tertuliskan "Cinta 1 Malam"! Langsung pikiran mesum saya muncul dan melayang jauh untuk membayangkan makna dari tulisan tersebut dihubungkan dengan kebiasaan para supir truk seperti selama ini kita ketahui.

Dimana para supir ketika sedang menjalankan tugas dengan truknya keluar kota sering melabuhkan cinta satu malam dengan para wanita yang spesial menyediakan diri untuk bercinta semalaman. Cinta yang harus berbalas bayaran atas nama suka sama suka bertemu dalam nafsu yang menggairahkan.

Praktek para supir truk dengan cinta satu malam dengan wanita-wanita menjajakan diri adalah gejala sosial yang sudah berlangsung lama dan menjadi hal yang biasa di masyarakat, khususnya lokasi-lokasi yang menjadi pelintasan truk-truk antar kota. Bila kita melakukan perjalanan keluar kota melalui jalur pantura, maka kita akan menemukan tempat-tempat mangkal khusus untuk melampiaskan cinta semalam para supir truk disepanjang jalan dengan nama rumah makan. Maaf, mungkin maksudnya adalah rumah yang khusus menjual gadis - gadis untuk dimakan kenikamtan tubuhnya. Karena tanpa diberitahupun, kita akan menyadari bahwa itu adalah tempat mesum dan sejenisnya.

Kita dengan jelas dapat menyaksikan para wanita yang memajangkan dirinya tanpa risih dan malu lagi dengan wajah yang mengundang dan menarik selera para pria_khususnya supir-supir yang lewat_ untuk disantap.

Jalur pantura adalah hanya salah jalur untuk para supir truk untuk melabuhkan cinta semalamnya . Karena tempat-tempat yang demikian, hampir terdapat diseluruh wilayah Indonesia.

Saya mengenal beberapa supir truk yang rata-rata sudah memiliki istri tetapi mereka ketika sedang membawa kendaraannya keluar kota, dipastikan akan mampir ke tempat begituan dengan alasan iseng dan menghilangkan kebosanan. Dengan guyon mereka berkata,"Ibarat makan, bosan dong, tiap hari itu-itu juga yang dimakan!"

Menurut pengamatan saya, praktek para supir truk yang rata-rata _ dengan kata lain tidak semua_suka bercinta semalam dengan para wanita yang khusus menyediakan diri itu sudah dianggap hal biasa. Bukan sesuatu hal yang perlu disembunyikan dan merupakan aib, karena mereka juga suka mengatakan ,"Wajarlah, namanya juga lelaki normal!" Karena kebanyakan istri mereka di rumah juga mengetahui. Loh??? Kalau menurut saya justru tidak normal dalam hal ini! Melakukan hubungan suami istri bukan dengan pasangannya yang sah, bukankah itu sesuatu hal yang tidak normal?! Perbuatan yang menyimpang.

Demikianlah, bila seks semata-mata menjadi tujuan hidup dan menjadi kebutuhan yang tak dapat dikendalikan. Hidup hanya dalam dikendalikan oleh nafsu dan menyebabkan diri kita hidup selalu mengikuti nafsu.

Selanjutnya tertanam suatu pola pikir yang salah dengan penghibur bahwa melakukan perbuatan yang salah itu tak apa-apa. Apalagi praktek perbuatan salah itu sudah secara umum dilakukan, sehingga tidak dianggap sebagai kesalahan.

Kemudian, salah hal lagi adalah tipisnya rasa malu yang kita miliki selama ini yang menyebabkan kita tidak malu-malu lagi untuk melakukan hal-hal atau perbuatan yang memalukan yang berhubungan dengan kemaluan. Bukannya tidak punya rasa malu tetapi memang tidak tahu malu, buktinya saat mempermainkan kemaluannya tidak malu-malu, tetapi saat tertangkap kamtib dan digelandang, mukanya akan ditutupi untuk menutupi rasa malunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun