Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Pengadu

27 Januari 2022   09:22 Diperbarui: 27 Januari 2022   17:24 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari postwrap 

Pernah menjadi penadah pengaduan dari seorang  teman yang sedang berselisih atau ribut dengan temannya?

Apakah kita lantas percaya begitu saja kebenaran versinya?

Apakah kita menjadi penengah atau malah memilih menjadi pahlawan baginya? 

Semua kembali kepada karakter kita seorang penengah atau pembela atas rasa suka. 

Apabila menjadi penengah, maka kita akan dengan bijak mendengar kebenaran dari kedua belah pihak. Tidak membela salah satunya terlepas siapa yang salah dan benar. 

Namanya penengah tentu akan berusaha mendamaikan. Bila tidak mampu, cukup mendengarkan saja. Tetap berteman dengan keduanya  dan membiarkan mereka  hidup dengan masalah  masing-masing. 

Sebagai penengah kita akan belajar lebih banyak dan tidak menciptakan permusuhan. Tanpa perlu ikut campur.  Karena masalah kita  sendiri juga sudah banyak. Lebih baik menjadi pendengar yang baik saja. 

Realitasnya, tidak sedikit pula di antara kita yang genit untuk menjadi pahlawan, apabila yang mengadu itu teman yang lebih kita sukai. Apalagi yang menjadi bahan aduan itu orang yang tidak kita sukai. 

Klop. Ibarat golok menemukan sarungnya. Ibarat pula  api bertemu minyak.  Pangeran bertemu putri. Ibarat ... Cukup. 

Kita tidak menyadari dengan memilih kondisi seperti ini karena akan semakin menambah masalah hidup kita. Tidak ada enaknya terlibat konflik orang lain. 

Yang ada bahaya. Kita terjebak oleh permusuhan yang semestinya  kita tidak ambil bagian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun