Sebagai catatan hal yang saya sesali hari ini, karena sebelumnya saya hanya membaca sambil lalu sehingga terjadi banyak kesalahan dan mengurangi rasa nyaman dalam membaca. Ada unsur kejar tayang waktu itu.Â
Sekarang ini proses swasunting benar-benar sepenuh hati saya lakoni. Bukan sekadar untuk menghindari kesalahan ejaan atau salah tik dan penggunaan kata yang tidak tepat, tetapi menyelaraskan kata-kata sehingga ada kesesuaian irama.Â
Saya berpikir, karya tulis tak berbeda dengan karya musik termasuk karya seni. Sama halnya dengan musik, susunan kata pun bisa dibuat seakan berirama. Hal ini akan tercipta dengan membaca berulang kali sebelum menerbitkan.Â
Saya kira dengan melakukan swasunting adalah termasuk cara seorang penulis untuk menghargai pembacanya yang sudah meluangkan waktu.
Jangan hanya karena kejar tayang lantas mengabaikan kenyamanan pembaca dengan tulisan salah eja atau kata di sana sini. Apalagi niat kita menulis mengatasnamakan untuk berbagi. Namanya berbagi tentu memberikan apa yang terbaik, bukan?Â
Jujur, ketika membaca kembali tulisan-tulisan lama yang ada salah tik dan penempatan kata yang tidak tepat saya merasa malu sendiri, walaupun sudah menjadi masa lalu. Namun penyesalan tiada guna bila tidak dengan mengubah menjadi lebih baik.Â