Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Menasihati bila Diri Sendiri Belum Baik?

8 Mei 2020   20:34 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:29 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva /katedrarajawen

Apakah perlu menunggu diri sempurna baru boleh menasehati? 

Acapkali muncul sindiran. Ketika berkata yang baik. Sok bijak. Sok alim. Apa yang diomongkan tidak sesuai perilakunya. Kalau diri sendiri belum bisa lakukan, jangan menasehati orang lain. Dasar munafik. Pernah mengalami? 

Apabila ada kewajiban untuk menunggu sampai seseorang sempurna baru boleh menasihati, rasanya tidak akan ada yang memiliki kesempatan itu. 

Sebenarnya realitasnya tidak demikian. Terkadang apa yang dibicarakan atau apa yang tertulis mengalir begitu saja. Spontan. Ada semacam panggilan. 

Seperti ada suara lain. Untuk mengatakan hal yang baik. Yang sesungguhnya pun untuk menasehati diri sendiri. Bila sadar diri. 

Sebagai contoh, sering saya sendiri bingung ketika membaca tulisan sendiri. Bisa begitu menulisnya? Seakan tidak percaya bila itu saya yang tulis. Sebab merasa bisa seperti itu. 


Saya pun  pernah terbengong, ketika ada yang mengucapkan terima kasih. Karena sudah dinasehati. Yang mana bisa mengubah pikirannya. Otak sampai harus berputar-putar. Nasihat apa ya? 

Yang baru-baru terjadi. Terjalin komunikasi kembali dengan seorang teman kerja lama. Sampai.-sampai ia mengatakan sesuatu yang terpikir pun tidak sebelumnya. 

Bahwa Tuhan telah mengirim saya, sehingga hal buruk tidak terjadi padanya.  Apa pula ini? 

Ya karena saat-saat sebelum kami bertemu lagi beban hidupnya begitu berat. Sudah sejengkal lagi putus asa. Masalah menumpuk. Utang lumayan. Tidak tahu harus berbuat apa lagi. 

Terus terang saya juga tidak bisa membantu dalam hal keuangan.  Hanya bisa bermodal dengan kata dan doa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun