Mohon tunggu...
Katarina Apriliawati Saputri
Katarina Apriliawati Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Katarina Aprilia adalah nama penanya. Ia merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Semarang. Beberapa pencapaian di dunia kepenulisan telah ia raih, tidak hanya itu beberapa karya tulisnya telah berhasil dibukukan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Unnes adakan Pelatihan Menulis Lakon Ketoprak

13 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   09:53 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pementasan Ketoprak oleh MGMP Bahasa Jawa Provinsi Jawa Tengah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Semarang -- Dalam upaya melestarikan budaya Jawa melalui dunia pendidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa di Jawa Tengah menggelar pelatihan menulis lakon ketoprak hingga pentas, sejak (12/10). Kegiatan ini lebih dari 50 guru dari jenjang SMP dan SMA di wilayah Jawa Tengah. Pelatihan diawali melalui kanal zoom meeting yang dilanjutkan dengan pelatihan dan puncaknya adalah pentas di Fakultas Bahasa dan Seni Unnes-Gunungpati Semarang pada (21-22/11) Bertempat di Gedung B6 FBS, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dan  mahasiswa dalam mengajarkan seni tradisi kepada siswa sebagai generasi muda.

Ketua MGMP Bahasa Jawa SMA, Triana Kanthiwati, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program revitalisasi budaya Jawa di sekolah. "Ketoprak tidak hanya sekadar seni pertunjukan, tetapi juga media pendidikan yang kaya akan nilai moral, budaya, dan sejarah. Guru harus memiliki kemampuan untuk menulis naskah yang relevan sekaligus mampu mementaskannya dengan baik di depan siswa," ujar Triana.

Revitalisasi Seni Tradisi

  

Pelatihan tersebut digagas oleh Dr. Sucipto Hadi Purnomo seorang Pengajar seni dan ahli kethoprak dan budayawan Jawa, Dr. Widodo sebagai pengampu ketoprak gaul di Prodi Sastra Jawa Unnes. Dalam sesi pertama, Sucipto memberikan materi tentang teknik dasar menulis lakon ketoprak. Ia menekankan pentingnya menyisipkan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap naskah.

"Ketoprak adalah cermin budaya Jawa. Dalam setiap lakon, kita harus mampu merangkai cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga mengandung nilai pendidikan. Misalnya, mengangkat cerita tentang kepemimpinan, kejujuran, atau pentingnya gotong royong," papar Sucipto.

Sementara itu, Widodo memandu peserta dalam memahami proses produksi ketoprak, mulai dari penyutradaraan, pengelolaan panggung, hingga penataan musik dan kostum. Ia juga mengajak peserta untuk mempraktikkan dialog khas ketoprak dengan intonasi dan ekspresi yang tepat. "Ketoprak adalah seni total. Semua elemen, mulai dari naskah hingga pentas, harus digarap serius agar pesan tersampaikan dengan maksimal," ujar Widodo.

Praktik Menulis dan Pentas

Setelah sesi teori melalui kanal zoom meeting, peserta dibagi menjadi kelompok untuk mempraktikkan langsung penulisan lakon. Setiap kelompok diminta untuk menciptakan cerita pendek yang menggambarkan isu-isu lokal atau nilai kehidupan sehari-hari. Salah satu kelompok menulis lakon berjudul "Senopati Pinilih", yang mengangkat tema pentingnya pemimpin yang bijaksana.

Proses penulisan ini menjadi tantangan menarik bagi para peserta. Pujianto, guru dari Blora, mengungkapkan bahwa menulis lakon ketoprak memberikan pengalaman baru. "Selama ini, kami lebih banyak mengajarkan teori di kelas. Dengan pelatihan ini, kami belajar langsung bagaimana menciptakan cerita yang bisa dipentaskan dan diapresiasi siswa," kata Pujianto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun