Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Partisipasi Pemilih dan Upaya Melahirkan Pemimpin yang Legitimated

18 September 2020   16:23 Diperbarui: 18 September 2020   16:35 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI/WSJ

Sejumlah KPU yang sudah memulai tahapan pilkada, sejauh ini memang bersungguh-sungguh dalam melakukan persiapan agar kegiatan akbar tersebut bisa berlangsung lancar. Masing-masing KPUD senantiasa berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 setempat.

Kesungguhan KPU bisa dilihat tatkala digelar simulasi pilkada, salah satunya yang berlangsung di lapangan Cilenggang, Serpong, Tangerang, Sabtu (12/9/2020). 

Kegiatan itu menunjukkan bahwa KPU mengimplementasikan protokol kesehatan di tempat pemungutan suara (TPS) seperti ketersediaan alat pelindung diri bagi panitia pemilihan maupun calon pemilih,  mengatur antrean, sampai penyiapan bilik suara khusus untuk pemilih yang bersuhu badan tinggi, dan sebagainya. 

Simulasi KPU ketiga ini, meski ada kekurangan minor di sana sini, secara garis besar berlangsung dengan baik dan mengutamakan keselamatan warga. Ini cukup melegakan kita semua.

Lantas bagaimana soal angka partisipasi pemilih? Apakah ada pengaruh akibat pandemi? Diketahui target KPU untuk partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini mencapai sekitar 77,5%. 

Oleh beberapa pengamat, target itu sulit dipandang sulit untuk bisa dicapai, selama ancaman. Virus jahat SAR COV-2 masih mengintai. Mereka pun memperkirakan tingkat partisipasi warga akan rendah.  

Tapi tak sedikit juga yang justru memandang bahwa target KPU cukup realistis. Pasalnya, pandemi diyakini tidak mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpilkada. 

Banyak orang yang malah antusias dalam memilih pemimpin daerahnya karena kontestasi politik lokal menyentuh ranah emosi pemilih secara lebih intens.

Dalam pilkada, calon kepala daerah yang dipilih diharapkan akan berpengaruh bagi pemilih dan masyarakat sekitar secara langsung. Misalnya, dalam meningkatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan, perbaikan jalan-jalan rusak, dan sebagainya. Dengan kata lain, rentang kebijakan kepala daerah dan efeknya bagi warga daerah setempat lebih bisa terukur, karena mudah dilihat di depan mata.  

KPU Optimistis
Optimistis dari penyelenggara pemilu terkait partisipasi pemilih juga muncul menyusul kesuksesan yang diraih dalam Pemilu 2019. Sebagaimana diketahui, dalam pelaksanaan Pilpres maupun Pileg 2019 lalu, angka partisipasi pemilih meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya. Peningkatan partisipasi itu bahkan hampir mencapai 10 persen.

Partisipasi pemilih yang melampaui target nasional itu jelas menggembirakan. Padahal, teknis pelaksanaan Pemilu 2019 terbilang lebih kompleks karena pemilih harus mencoblos lima surat suara. Namun nyatanya, kerumitan itu tidak mengendurkan semangat pemilih untuk menyuarakan hak pilihnya pada 17 April lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun