Pertama kali aku menyentuh alam
menggenggam cahaya bulan
tertawa dalam gelap malam
senyum malu terlukis dalam ingatan
bercerita tentang awan
sorak ramai langit-langit bersahutan
duduk diatas mesin yang berjalan
menuju rumah melewati rintangan
pegangan harapan yang diharapkan
tak mampu diwujudkan
genggaman lebih dulu meninggalkan
saat kaki hendak melangkah pulang
kutatap sesekali wajah rembulan penuh sayang
isak tangis malam itu membawa aku pada rindu
merah matamu kala itu menjadikan aku candu
tetasan air mata menjadikan aku bisu tanpa kata
semoga selalu bahagia kekasih tanpa suara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!