Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UGM
KASTRAT BEM FEB UGM Mohon Tunggu... Penulis - Kabinet Harmoni Karya

Akun Resmi Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Long Wait to Die: Uncovering Indonesia's Extreme Meat Markets

25 Agustus 2019   15:50 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatian media lokal dan internasional telah mengarah kepada sebuah kota di Provinsi Sulawesi Utara untuk beberapa tahun. Kota Tomohon masuk dalam sorotan media dikarenakan Pasar Tomohon, pasar yang menjual daging-daging yang tidak lazim menurut norma-norma dan pandangan masyarakat di luar kota tersebut. Daging-daging hewan yang tidak lazim dimakan atau dapat disebut sebagai bush meat seperti tikus, kelelawar, kalong, monyet, kucing, dan anjing menjadi dagangan laris di kota tersebut. Tak menutup kemungkinan bahwa hewan-hewan langka dan eksotis juga menjadi barang dagangan di Pasar Tomohon. Selain itu, perlakuan tak layak terhadap hewan-hewan yang diperdagangkan disana juga menjadi tujuan protes dari kalangan aktivis perlindungan hewan.

Menilik dari budaya, perilaku pasar dan demografi masyarakat Kota Tomohon akan membantu dalam memahami perilaku konsumsi bush meat yang marak terjadi. Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey melalui detik.com (26/1/2018) menyatakan bahwa perilaku tersebut berakar dari kebudayaan masyarakat Minahasa yang dikenal gemar mengkonsumsi daging-daging yang tak lazim bagi masyarakat dari kebudayaan yang berbeda.

Kebiasaan yang sudah dilakukan secara turun temurun merupakan sebab utama dari adanya permintaan terhadap bush meat di Kota Tomohon. Kebiasaan ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Tomohon. Selain itu, pedagang daging di Pasar Tomohon pada dasarnya tidak secara langsung merespon terhadap permintaan tersebut. Para pedagang daging di Pasar Tomohon merupakan pengepul dari kelompok-kelompok pemburu yang dalam konteks ini dapat diklasifikasikan sebagai perespon utama daripada permintaan terhadap bush meat.

Dalam batasan tertentu, harga juga memainkan peranan terhadap tingginya permintaan terhadap bush meat. Situs berita Merdeka (2017) melansir bahwa harga-harga hewan tak lazim berkisar di antara Rp20.000 hingga Rp100.000 yang dijual per kilogram atau berdasarkan ukuran. Daging kucing dan anjing merupakan dua jenis daging yang paling mahal. Dibandingkan dengan harga daging yang wajar dikonsumsi sehari-hari seperti daging sapi yang harga per kilogramnya mencapai Rp90.000 (BPS Kota Tomohon, 2019), daging tikus dan kelelawar yang hanya berkisar Rp20.000 hingga Rp30.000 tentu merupakan alternatif yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap bush meat.

Faktor demografis juga memainkan peran yang besar dalam perilaku konsumsi bush meat di Kota Tomohon. Berdasarkan agama, segmentasi masyarakat yang beragama Nasrani mencapai 95 % dari total populasi di Kota Tomohon (BPS Kota Tomohon, 2018). Terdapat pernyataan implisit bahwa baik norma-norma dan dogma-dogma keagamaan memainkan peran dalam perilaku masyarakat Kota Tomohon. Reaksi masyarakat di luar Kota Tomohon terhadap kebiasaan menyantap daging yang tak lazim disantap merupakan hal tidak wajar, mengingat agama Islam dengan jumlah pemeluk terbesar dan cukup terdistribusi di Indonesia melarang pemeluknya untuk mengkonsumsi beberapa makanan tertentu.

Protes dari kalangan aktivis perlindungan hewan kepada pemerintah lokal untuk segera membatasi dan melakukan pengawasan nampaknya tidak akan berdampak terlalu signifikan terhadap aktivitas jual beli bush meat di Pasar Tomohon dalam jangka waktu dekat. Dengan preferensi masyarakat terhadap bush meat yang tinggi dan juga pendapat dari Gubernur Sulawesi Utara yang menyatakan konsumsi bush meat merupakan hal yang lazim di daerah tersebut, masih belum dapat dipastikan upaya apa yang akan dilakukan pemerintah lokal. Meskipun begitu, pemerintah lokal dapat mempertimbangkan beberapa kebijakan seperti melakukan pengawasan terhadap perlakuan tak layak terhadap hewan dagangan di Pasar Tomohon, membatasi volume jual-beli bush meat dengan menerapkan kuota perburuan hewan-hewan liar dan sebagainya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa kebijakan-kebijakan ini bukanlah kebijakan yang populis mengingat tingginya tingkat konsumsi di Kota Tomohon dan lekatnya nilai tradisi.

References

Angriyana, S. (2019). Heboh Soal Kucing, Manado Malah Punya Pasar Kuliner Ekstrem. [online] detikTravel. Available at: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4644157/heboh-soal-kucing-manado-malah-punya-pasar-kuliner-ekstrem [Accessed 21 Aug. 2019].

Indrawan, A. (2019). Anjing Dipukul dan Dibakar di Tomohon, Gubernur Sulut: Itu Tak Sadis. [online] detiknews. Available at: https://news.detik.com/berita/d-3834130/anjing-dipukul-dan-dibakar-di-tomohon-gubernur-sulut-itu-tak-sadis [Accessed 21 Aug. 2019].

Lasut, T. (2019). Pedagang Pasar Tomohon dilarang jual hewan lindung | merdeka.com. [online] merdeka.com. Available at: https://www.merdeka.com/peristiwa/pedagang-pasar-tomohon-dilarang-jual-hewan-lindung.html [Accessed 21 Aug. 2019]. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun