Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UGM
KASTRAT BEM FEB UGM Mohon Tunggu... Penulis - Kabinet Harmoni Karya

Akun Resmi Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yuk Jadi YouTubers, Pekerjaan Impian Milenial di Sektor Industri Kreatif!

29 Mei 2019   17:30 Diperbarui: 29 Mei 2019   17:50 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wildheno Hanif Ircan (Staf Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UGM 2019/Manajemen 2018)

"Youtube lebih dari TV"

--Jovial da Lopez

Sejarah awal

Siapa yang tidak mengenal YouTube? Platform media sosial berbasis video ini dimulai 14 tahun yang lalu pada perayaan Valentine 14 Februari 2005. Youtube diprakarsai oleh tiga orang mantan karyawan PayPal (sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transfer uang secara elektronik) yakni Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Sebagai pelopor di bidangnya, YouTube melesat menjadi salah satu kekuatan di dunia maya hingga saat ini.

Kesuksesan YouTube sejak debut kemunculannya kemudian menarik minat raksasa teknologi Google yang kemudian pada Oktober 2006 mengakuisisi platform ini dengan mahar $1,65 Miliar dollar. Istilah "Mitra Alamiah" dianalogikan oleh Youtube mengutip istilah BBC sebagai bentuk kerjasama antara Google dan YouTube untuk menguasai jagad dunia maya. Hingga saat ini, mengutip data dari lembaga riset pasar Statista saat ini ada lebih dari 1,5 Miliar pengguna bulanan YouTube yang diperkirakan akan mencapai angka 1,8 Miliar pengguna pada tahun 2021.

Youtubers dan Perkembangannya

Sejatinya YouTuber adalah individu atau sekelompok orang yang aktif mengunggah video produksi mereka di YouTube ataudikenal dengan istilah Vlogger. Istilah ini mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2012. Perkembangan Vlogger mulai terasa saat konten kreator, Raditya Dika, mengunggah serial produksinya, yakni Malam Minggu Miko yang kemudian mengubah arus tren vlogger di Indonesia yang sebelumnya berpusat di Vidgram dan Vine. Populasi YouTuber di Indonesia terus meningkat pesat hingga saat ini karena dinilai dapat menghasilkan cuan yang menarik bagi seorang konten kreator.

Saat ini sudah lebih dari ribuan kanal YouTube buatan Indonesia yang dapat diakses dengan berbagai macam tema. Baik itu mengenai kehidupan sehari-hari, otomotif, traveling, makanan, fashion, berita, komedi, Meme, Olahraga, atau bahkan video bertemakan Prank dan bahkan 'grebek' rumah orang lain. Semua dapat diakses dan dinikmati oleh pengguna YouTube secara cuma-cuma.

Kemudian, bagaimana cara untuk membangun sebuah Channel Youtube yang baik dan menarik dan tentunya menghasilkan Cuan? Dikutip dari pernyataan Global Director, Creator & Artist Development YouTube Chris Schremp menyatakan, konten yang unik dan berbeda akan menarik perhatian masyarakat. "Penonton banyak berasal dari luar Jakarta, jadi semakin banyak konten beragam secara geografi dan ide". 

Hal ini kemudian didukung oleh fakta bahwa Per Maret 2019, channel YouTube yang punya lebih dari satu juta pengikut atau subscriber mencapai 200 saluran, naik lima kali lipat daripada tahun lalu. Inilah yang kemudian menarik individu-individu kreatif yang berasal dari berbagai macam latar belakang, profesi, usia, berlomba-lomba menciptakan konten yang memiliki ciri khas atau autentik sehingga yang mampu meraup animo penonton Indonesia.

Lalu, kapan seorang konten kreator dapat memonetisasi Channel-nya? Nah seorang YouTuber harus mendaftar dahulu YouTube Partner Program dengan syarat mengikuti kebijakan Youtube yakni memiliki minimal 1000 Subscriber dan 4000 Penonton dalam waktu satu tahun terakhir. Kemudian barulah kesempatan monetisasi itu lahir melalui iklan yang melakukan promosi di video tertentu yang diunggah. Iklan dapat berada di awal tontonan, tengah, maupun akhir video. Inilah kemudian mengapa seorang konten kreator harus benar-benar memikirkan sesuatu yang menarik dan di luar imajinasi penonton.

Despite of those tons of benefits, tentu sebagai konten kreator sebelum memulai channel kita juga harus memikirkan nih kualitas dan sasaran usia yang menikmati video di channel YouTube milik kita. Pada dasarnya, setiap orang berhak untuk mengunggah apapun (kecuali pornografi, video ilegal, dan beberapa konten terlarang lainnya) karena mayoritas pengguna YouTube adalah generasi Z dan Y dengan rentang usia 5-30 tahun. Tentu terlalu naif apabila kita menganggap semua penonton adalah dewasa. Tentu kita semua sudah bosan bukan dengan kualitas video di YouTube Indonesia yang semakin tidak berkualitas dan penuh dengan hoax, clickbait, dan konten-konten buruk lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun