Mohon tunggu...
Kastrat BEM UI
Kastrat BEM UI Mohon Tunggu... Freelancer - @bemui_official

Akun Kompasiana Departemen Kajian Strategis BEM UI 2021. Tulisan akun ini bukan representasi sikap BEM UI terhadap suatu isu.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kepemilikan Rumah bagi Milenial Metropolitan, Akankah Sekadar Angan?

22 Desember 2020   14:27 Diperbarui: 24 Desember 2020   04:51 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pasangan muda maupun milenial mampu membeli rumah. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan primernya, yakni pangan, sandang, dan papan. Sayangnya, kebutuhan yang ke-3 jauh lebih sulit dipenuhi ketimbang dua lainnya dan akan semakin sulit kedepannya. 

Persoalan inilah yang menjadi PR bagi generasi penerus bangsa, yang diestafet kepada generasi milenial. Beragam faktor melatarbelakangi semakin jauhnya harga hunian dengan kemampuan untuk membelinya. 

Memang memiliki hunian merupakan hal yang opsional. Namun, sama seperti generasi pendahulunya, milenial butuh tempat tetap untuk disebut rumah, terutama bagi orang dewasa yang ingin merintis rumah tangga secara mandiri. 

Dengan memiliki rumah pribadi yang tetap, maka biaya sewa tempat tinggal tidak perlu dipikirkan, serta rumah bisa ditinggali selama-lamanya, bahkan diwariskan atau diinvestasikan.

Generasi milenial merupakan market yang besar bagi sektor properti di tanah air dengan jumlah mencapai 81 juta jiwa atau 30 persen dari jumlah penduduk (Medcom, 2019). 

Menurut para ahli, milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000. Dilihat dari rentang usia, berarti pada tahun 2020 generasi milenial berusia 20 hingga 40 tahun, yang merupakan usia produktif. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2017, tercatat bahwa secara nasional, persentase keluarga milenial yang memiliki rumah sebesar 59,2% (Lokadata, 2018). 

Namun angka tersebut mengecil bila dilihat hanya dalam lingkup kota besar, seperti Surabaya yang hanya sebesar 26%, bahkan 13% di Jakarta Pusat sebesar (Lokadata, 2018). Hal tersebut dapat mengindikasikan betapa sulitnya untuk menggapai rumah impian di kota metropolitan. 

sumber: lokadata.id
sumber: lokadata.id
Faktor Sulitnya Milenial Membeli Rumah

Menurut Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, penyebab sulitnya milenial metropolitan dalam mewujudkan rumah impian ditengarai oleh ketidaksenadaan kenaikan harga properti dengan kenaikan upah/gaji (Akurat, 2018). 

Di belahan bumi manapun, harga properti meroket lebih cepat dibandingkan kenaikan gaji. Seringkali kita melihat iklan properti di TV, "Senin depan harga naik", padahal belum tentu tahun depan gaji naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun