Anisometropia: Memahami, Mendeteksi, dan Menanganinya SejakDini
Â
Oleh: [Kaskas Al Mak Dhudh]
Â
Â
Â
Sekilas Gambaran
Â
Bayangkan dua kamera yang seharusnya bekerja serempak,tetapi satu lensa --- tanpa Anda sadari --- fokusnya selalu "melenceng" sedikit.Itulah gambaran sederhana anisometropia: perbedaan kekuatan refraksi antarakedua mata yang menyebabkan ketidakseimbangan citra pada retina. Meski kerapluput terdeteksi, prevalensinya di populasi umum mencapai 4--6 % dan lebihtinggi pada anak-anak dengan ambliopia. Jika tidak diperbaiki, gangguan inidapat mengunci perkembangan visual dan kualitas hidup seseorang, terutama padamasa kanak-kanak.
Â
Â
Â
Apa Itu Anisometropia?
Â
Secara etimologis, anisometropia berasal dari bahasa Yunanianiso (tidak sama) dan metropia (ukuran refraksi). Kondisi ini didiagnosisketika selisih refraksi antara mata kanan dan kiri 1,00 dioptri (D).Bentuknya dapat berupa:
Â
1.     Anisometropia Sferis -- beda miopia atauhipermetropia murni.
Â
Â
2.     Anisometropia Silindris -- beda astigmatisme.
Â
Â
3.     Anisometropia Campuran -- kombinasi kedua di atas(mis. Satu mata miop, satunya hipermetrop).
Â
Â
Â
Pengklasifikasian penting karena masing-masing menuntutpendekatan koreksi yang berbeda.
Â
Â
Â
Bagaimana Anisometropia Terjadi?
Â
Mekanismenya multifaktorial:
Â
Pertumbuhan bola mata yang asimetris (lebih panjang miopia; lebih pendek hipermetropia).
Â
Kelainan kurvatur kornea/lensa yang berbeda di tiap mata.
Â
Faktor genetik --- riwayat keluarga meningkatkan risiko.
Â
Lingkungan visual --- paparan kerja dekat berlebih pada satumata (mis. Kebiasaan menutup salah satu mata saat membaca).
Â
Â
Ketika beda refraksi cukup besar, otak kesulitanmenggabungkan dua citra (fusi). Otak akhirnya "mematikan" citra dari matadominan lemah supresi ambliopia (mata malas).
Â
Â
Â
Dampak Klinis dan Kualitas Hidup
Â
Ambliopia permanen bila tak tertangani sebelum usia kritis( 7 tahun).
Â
Keluhan asthenopia: mata cepat lelah, sakit kepala.
Â
Gangguan persepsi kedalaman (stereopsis) risikotersandung, sulit menangkap bola, hingga masalah akademik.
Â
Ketidaknyamanan kosmetik: perbedaan ukuran citra(aniseikonia) dapat membuat kacamata tampak "tebal sebelah".
Â
Â
Â
Â
Cara Mendiagnosis
Â
1.     Visus dan refraksi objektif-subjektif(autorefraktor, retinoskopi, skiaskopi).
Â
Â
2.     Tes fusi & stereopsis (Worth-4-Dot, Langstereotest).
Â
Â
3.     Pemeriksaan biometrik bila diperlukan (panjangaksial, keratometri).
Â
Â
4.     Deteksi ambliopia: uji penutupan bergantianuntuk menilai pergeseran fiksasi.
Â
Â
Â
Skrining rutin di posyandu atau sekolah dasar memungkinkandeteksi dini, bahkan ketika anak belum mengeluh.
Â
Â
Â
Penatalaksanaan: Kapan & Bagaimana?
Â
Strategi              Prinsip              Kelebihan              Tantangan
Â
Koreksi Optik (kacamata, lensa kontak RGP atausilikon-hidrogel)           Menyamakanukuran citra & fokus  Non-invasif,mudah disesuaikan              Aniseikoniasignifikan dapat muncul pada kacamata (> 3 D)
Terapi Ambliopia (penutup mata/patching, penalti atropin)              Memaksa mata lemah bekerja              Efektif di usia < 7 tahun              Kepatuhan, stigma sosial
Orto-K / Lensa Kontak Malam              Meratakankornea secara reversibel              Kontrolmiopia sekaligus koreksi              Biaya,higienitas
Bedah Refraktif (LASIK/PRK, ICL)              Menyetel refraksi permanen              Pilihan dewasa muda dengan anisometropia tinggi  Biaya, risiko bedah
Â
Â
Pendekatan multimodal sering diperlukan: koreksi refraksi +terapi ambliopia. Pada kasus perbedaan > 6 D, lensa kontak atau bedahrefraktif lebih disukai untuk meminimalkan perbedaan ukuran citra.
Â
Â
Â
Pencegahan & Edukasi
Â
Skrining visual anak sebelum usia sekolah (3--4 tahun) dansetidaknya sekali lagi di SD kelas awal.
Â
Edukasi orang tua tentang tanda-tanda mata malas (matadominan sering menyipit, posisi kepala miring).
Â
Lingkungan visual seimbang: batasi kerja dekat berlebihan,beri jeda "20-20-20" (lihat 20 kaki jauhnya selama 20 detik tiap 20 menit).
Â
Â
Â
Â
Kesimpulan
Â
Anisometropia adalah perbedaan refraksi antar-mata yangtampak sepele namun dapat berujung ambliopia permanen bila terlewat. Diagnosisdini, koreksi tepat, dan terapi ambliopia agresif merupakan kuncimempertahankan penglihatan binokular normal. Pemeriksaan rutin anak dankolaborasi orang tua--tenaga kesehatan menjadi garda terdepan mencegah dampakjangka panjang.
Â
Â
Â
Referensi Pilihan
Â
1.     Von Noorden GK, Campos EC. Binocular Vision andOcular Motility. 6 ed. Mosby; 2002.
Â
Â
2.     Mutti DO, Zadnik K. The utility of anisometropiain detecting amblyopia. Optom Vis Sci. 2000;77(12):651-656.
Â
Â
3.     Holmes JM, Clarke MP. Amblyopia. Lancet.2006;367(9519):1343-1351.
Â
Â
4.     American Academy of Ophthalmology. PediatricOphthalmology and Strabismus -- BCSC Section 6. AAO; 2023.
Â
Â
5.     Rutstein RP, Corliss DA. Aniseikonia inanisometropia: symptoms and treatment. Optometry. 2000;71(6):364-375.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI