Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Harus Mengutamakan Saudara Sendiri?

30 Mei 2022   12:27 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:53 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua kita pernah menerima pesan seperti ini, "Selagi kamu hidup hargailah dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Kamu akan mendapatkan hal yang serupa."

Jika kita harus memilih di antara orang-orang di sekitar kita siapa yang harus kita dahulukan, teman-teman sepermainan, teman-teman dalam lingkungan kerja, saudara-saudara yang berada di sekitar tempat kita tinggal atau saudara kita  yang memiliki hubungan darah? Jawabannya tentu saudara kita sendiri yang memiliki hubungan batin, mengalir darah yang sama dalam tubuh kita alias saudara seayah dan seibu. Walau terkadang ada teman kita, teman sekolah atau teman kerja menempati posisi istimewa di hati kita. Saya memiliki teman ayah saya yang kami (saudara sekandung saya yang berjumlah delapan orang) memanggilnya Abuwa (bahasa Aceh = Pak Cik/Pakde), teman dekat almarhum bapak kami. Kami dan Abuwa memiliki hubungan yang sangat istimewa bahkan mengalahkan hubungan kekerabatan kekeluargaan. Ini berlanjut bahkan setelah sekian tahun bapak kami meninggal dunia, kami masih menjalin ukhwah dengan beliau. Semoga Abuwa selalu Allah limpahkan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat.

Kembali kepada siapa orang yang kita dahulukan, siapa orang pertama kita ajak cerita, siapa yang bisa kita percaya mampu menyimpan rahasia terbesar dalam hidup kita. Saya yakin pilihannya adalah saudara kita seayah dan seibu. Bagaimanapun rumitnya hidup, saat ada masalah yang akan pertama kali yang akan sangat mau untuk direpotkan adalah saudara kita sendiri. Jika saya akan meminjamkan uang saat tabungan saya benar-benar tidak bisa ditarik lagi di ATM adalah kakak atau adik saya. Jika mereka belum ada kemudahan, maka pilihan selanjutnya adalah bendahara kantor saya. Wk wk wk, (semoga dia tidak baca tulisan ini.) untuk saya pinjam uang menunggu payday bulan depan.  

Apa yang mau saya sampakan adalah berilah tempat yang cukup lebar untuk saudara kita sendiri dibandingkan orang lain. Bagaimanapun kondisi kehidupan saudara kita, kita adalah orang yang paling dituntut kepeduliannya. Teman saya sering mengeluhkan perilaku saudaranya yang susah dipercaya terkait hal-hal yang menyangkut uang. Namun, kata-kata yang menurut saya sangat intim diucapkan oleh seorang saudara kepada saudaranya sendiri adalah, "Bagaimanapun dia adalah abang saya. Mohon maafkan kesalahannya." Artinya bagaimanapun buruk etikanya, sombong perangainya, "gila tingkah lakunya" dan miskin bin fakir kehidupannya, dia tetap anak ayah dan ibu saya. Kami keluar dari saluran yang sama. Kami menempati rahim yang sama." 

https://otakuliah.com/rekomendasi-anime-siscon-dan-brocon-terbaik/

Begitu pula halnya saat ingin berbagi kebahagian. Keluarga atau saudara-saudara kita sendiri yang pertama yang layak mendapatkan kebahagian yang kita miliki. Bahkan dalam Islam apabila kita ingin bersedekah/berderma, kepada orang lain, maka memberi sedekah kepada keluarga sendiri lebih utama dibandingkan dengan memberi bantuan kepada orang lain. Hadist Rasulullah yang berkenaan dengan masalah ini adalah sebagai berikut:

 "Dari Salman bin Amir RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, 'Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim." (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi). Sumber: https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/

Pelajaran yang dapat dipetik adalah, perlakukan saudaramu harus lebih baik dibandingkan dengan memperlakukan orang lain. Menurut pandangan saya, saudara kita adalah orang yang lebih mengenal diri kita dibandingkan orang lain. Sejak kecil kita sudah hidup bersama, bermain bersama, makan dengan ragam makanan yang sama dan diperlakukan adil oleh kedua orang tua kita. Bagaimana saat kecil kita diajarkan untuk saling berbagi, maka sudah seharusnya saat dewasa, bahkan saat sudah memiliki keluarga masing-masing kita pun seharusnya masih terus menjaga satu sama lain. Saling mendoakan walau jarak terpisah pulau dan benua. Apalagi saudara kita yang masih tinggal dalam komplek perumahan keluarga warisan orang tua. 

Semoga kita menjadi orang yang selalu bisa berkasih sayang dalam kelembutan kepada saudara kandung kita masing-masing. Jika ada yang merasa sakit hati karena cara mengungkapkan sesuatu atau saat mencoba mengingatkan saudaranya yang lain terkesan keras. Pahamilah bahwa tidak ada saudara yang dengan sengaja akan menyakiti saudaranya. Maafkan ia, dan tetap mendoakannya semoga selalu dalam kebaikan Allah. Insyaallah jika semuanya berjalan baik dan harmonis di dunia, maka,  Insyaallah akan jumpakan kita dengan saudara kita di surga kelak. Kita akan bersama orang tua dan kerabat-kerabat kita yang lain untuk menikmati indahnya hari akhir yang telah Allah janjikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun