Bulan Ramadhan merupakan momentum bagi umat muslim di seluruh dunia untuk memaksimalkan kebaikan. Bulan Ramadhan  bulan yang suci, bulan yang didalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan dilipatgandakan semua amal kebaikan. Tentunya kita tidak hanya menebar kebaikan kepada sesama manusia tetapi juga dalam bertindak menjaga bumi dan seisinya. Semboyan "Ramadhan Minim Sampah". Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak masyarakat Indonesia untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan di sepanjang bulan puasa. Sudah seharusnya apa yang kita lakukan harus ramah lingkungan. Terutama dalam setiap mengonsumsi makanan atau minuman, penggunaan alat dan bahan yang kita butuhkan, bahkan semua fasilitas yang ada di masyarakat harus ramah lingkungan.
Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Sinta Saptarina pada Diskusi Pojok Iklim (5/4) menyampaikan, "Pada bulan Ramadhan kita dituntut untuk menahan diri dan menahan nafsu. Namun demikian, timbulan sampah di bulan Ramadhan justru tercatat naik 20% dikarenakan jumlah sisa makanan dan sampah kemasan. Melalui Ramadhan Minim Sampah ini, kita ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan keteladanan dengan perubahan kecil terkait sampah."
Gerakan tersebut bisa dilakukan dengan membawa wadah makanan guna ulang, tas belanja sendiri saat membeli takjil, mengkonsumsi makanan secukupnya, hingga memilah sampah dari rumah guna mendorong ekonomi sirkular. "Berbagai langkah sederhana ini dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat lainnya untuk bersama-sama merubah perilaku agar lebih ramah lingkungan."Â
Diet sampah adalah gaya hidup yang bijak dalam memilih dan menggunakan barang-barang yang akan dibuang dan menjadi sampah. Diet sampah merupakan gerakan untuk mengurangi penggunaan plastik dan timbulan sampah yang dihasilkannya. Mustahil dapat merubah kondisi lingkungan jika hanya satu  orang yang melakukan gerakan tersebut. Cara diet sampah bisa dengan menggunakan tote bag atau kantong lipat yang dapat digunakan berulang-ulang, menggunakan tempat minum sendiri, membawa alat makan sendiri, memilih produk dengan kemasan yang ramah lingkungan, membawa kantong belanja sendiri, dan lain-lain.Â
Jadi, diet sampah adalah bagaimana kita bijak dalam menggunakan serta memilih barang-barang yang nantinya akan dibuang dan menjadi sampah. Pilah terlebih dahulu sampah makanan saat membuangnya. Pisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang.Â
Diet sampah yang kita lakukan bisa banyak membawa manfaat besar untuk lingkungan sekitar. Sampah yang sudah terpilah akan mengurangi sampah yang terbuang, sehingga volume sampah akan berkurang. Sampah anorganik yang sudah terpilah bisa dimanfaatkan kembali menjadi barang daur ulang dan aneka kerajinan yang lain.Â
Yuuuk mulai sekarang lakukan gerakan lingkungan mulai dari diri sendiri. Hal kecil yang kita lakukan akan berdampak besar untuk lingkungan sekitar. Cintai bumi makan bumi akan mencintai kita.
Bulan Ramadhan waktunya kita refleksi diri. Lihat pada diri sendiri apakah yang dilakukan sudah sesuai syariat atau belum. Lebih dekatkan diri dengan sang pencipta. Insya Allah hidup lebih bermanfaat dan bermakna.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI