Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Indonesia agar Tetap Rukun dan Damai

3 Agustus 2018   06:58 Diperbarui: 3 Agustus 2018   08:08 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu Indonesia - kompasiana.com

Akhir-akhir ini perdebatan Islam Nusantara kembali muncul, setelah MUI Sumatera Barat menyatakan tidak menerima konsep Islam Nusantara. Sikap ini bertolak belakang dengan konsep yang diusung oleh MUI Pusat, yang menyatakan Islam Nusantara tersebut bukanlah aliran baru atau ajaran baru. 

Islam Nusantara adalah cara-cara Islam menyebar ke Indonesia dengan tetap mengedepankan budaya lokal yang ada. Namun, MUI Sumbar menilai istilah Nusantara telah mengganggu esensi dari Islam itu sendiri. Perbedaan pandangan ini dalam beberapa pekan terakhir terus liar, dan belum ada titik temu.

Di Indonesia, berbeda pendapat merupakan hal yang biasa. Berbeda pendapat merupakan bagian dari pendewasaan demokrasi. Untuk itulah berbeda pendapat atau pandangan, tidak boleh disikapi dengan kekesalan, apalagi perilaku yang tidak menyenangkan seperti tindak kekerasan ataupun saling membenci satu sama yang lain. Ingat, tidak ada tradisi saling mencaci antar sesama, baik itu sesama muslim ataupun non muslim. Tidak ada satupun agama yang ada di negeri Indonesia, yang menganjurkan antar sesama saling membenci.

Para pihak harus dengan kepala dingin, untuk mencari solusi atas perbedaan ini. Siapapun itu jangan sampai saling memprovokasi. Karena memprovokasi dengan sentimen agama, bisa berpotensi memecah belah keutuhan bangsa yang telah terjaga ini. Apalagi dalam tahun politik seperti sekarang ini, banyak oknum-oknum tertentu yang sengaja menghembuskan sentimen SARA, untuk memicu terjadinya konflik baru. Dan untuk persoalan ini, kita sebagai bangsa punya banyak pengalaman. Mari kita jadikan pengalaman itu sebagai pembelajaran yang sangat berharga, agar tidak kembali terjadi konflik bernuansa SARA.

Tentu kita berharap perbedaan pandangan antara MUI Pusat dengan MUI Sumbar ini tidak semakin meluas, dan bisa segera diselesaikan. Dalam Islam sendiri mengedepankan musyawarah untuk mendapatkan solusi. 

Dalam budaya Indonesia, musyawarah juga menjadi tradisi untuk menyelesaikan musyawarah. Pada titik ini saja, ada titik temu antara budaya Islam dengan budaya nusantara. 

Hal lain yang bisa dilihat adalah akulturasi antara Islam dan budaya lokal juga bisa terlihat dari peninggalan bangunan masa lalu. Lihat saja beberapa masjid kuno yang masih berdiri hingga saat ini, masih terlihat akulturasi budaya hindu, budha, ataupun budaya lokal yang lain.

Semua itu merupakan keragaman Indonesia sebagai bangsa. Berbagai macam suku yang ada dari Aceh hingga Papua, mempunyai budaya yang berbeda. Begitu juga setiap muslim yang ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah lain, mungkin juga mempunyai budaya yang berbeda. 

Di Jawa ada tradisi Tahlilan atau Yasinan. Di Sumatera atau Kalimantan atau daerah lain mungkin mempunyai tradisi yang berbeda. Namun sepanjang tradisi yang berbeda itu tidak merusak esensi dari Islam, semestinya itu dimaknai sebagai bagian dari keragaman Islam di nusantara ini.

Kita semua adalah masyarakat yang beragama. Masrayakat yang menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi toleransi. Dalam setiap agama diajarkan bagaimana bersosial dengan baik. Diajarkan untuk saling tolong menolong antar sesama. 

Mari kita jaga nilai-nilai budaya yang diajakan Islam dan yang diajarkan pada masing-masing budaya lokal, agar tetap lestari. Semua orang harus aktif memberikan kontribusi positif, agar Indonesia tetap menjadi negara yang rukun dan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun