Mohon tunggu...
Kartika V.
Kartika V. Mohon Tunggu... Jurnalis -

journalist | creative writer | gadget | animated movies | drama series | not a feminist | Christ follower

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menilik Pola Kemacetan di Indonesia vs Wacana ‘Bus Ngangkang’

26 Agustus 2016   12:46 Diperbarui: 26 Agustus 2016   12:58 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
China menguji coba prototipe 'straddling bus' (Sumber: techinasia.com)

Di awal bulan ini dunia teknologi sempat hyped dengan kemunculan prototipe sebuah ‘bus ngangkang’ alias straddle bus asal China, disebut Transit Elevated Bus (TEB). Di China sendiri kabar ini sudah menjadi perbincangan (baca: kontroversi) selama setahun terakhir. Saya justru merasa tergelitik setelah melihat berbagai postingan orang-orang di sosial media, hingga pemberitaan televisi.

China memang negara berkembang yang luar biasa, banyak ide ‘gila’ yang lahir dari sana meskipun terkadang ide tersebut tidak selalu orisinil. Tapi semua maklum karena ada pepatah mengatakan, “there is nothing new under the sun”, tak ada sesuatu yang benar-benar baru di bumi ini.

Bicara soal gadget asal China, saya sudah tidak meragukan lagi banyak produk berkualitas yang merupakan hasil improvisasi dari produk barat. Terlepas dari kabar bahwa TEB itu hoax atau bukan, yang mengherankan adalah kenapa bus ngangkang ini dibicarakan orang-orang Indonesia? Saya tidak menemukan ada relevansinya dengan kehidupan berlalu lintas di kota megapolitan maupun suburban di negara ini.

Prilaku tidak taat aturan adalah ciri pengendara di Indonesia. Sekitar setahun yang lalu, saya sempat mewawancarai salah satu petinggi IBM untuk Smart City ASEAN, Shrinivas Kowligi. Ia menjelaskan bahwa pola kemacetan di Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta adalah mix traffic, di mana kendaraan jenis motor, mobil, truk, hingga bus sebagai angkutan massal bercampur di jalur yang sama. Situasi tersebut membuat siapapun orang yang ada di jalanan seperti itu menjadi totally frustrated.

Saking rumitnya kondisi lalu lintas di kota besar, banyak orang yang mau tidak mau menjadi pelanggar aturan, misalnya pemotor yang sengaja naik ke trotoar, menerobos lampu merah, pengendara mobil yang suka memotong antrean kendaraan lain, melaju secara diagonal bahkan zig zag, sopir metro mini yang ugal-ugalan, dan masih banyak pelanggaran lainnya. Bagaimana mungkin bus ngangkang ada di kesemrawutan itu?

Jadi yang ingin saya sampaikan bukan soal ada atau tidaknya bus ngangkang di masa depan nanti, melainkan komitmen kita masing-masing. Bersediakah kita taat aturan lalu lintas bahkan dalam kondisi semacet apapun? Kalau semua sudah tertib, kemungkinan moda trasportasi massal jenis apapun bisa diterapkan di Tanah Air. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun