Mohon tunggu...
Kartika Soka R
Kartika Soka R Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Peserta didik pada Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (FKUI-RSCM)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Makanan Ini Dapat Mencegah Vertigo Kambuh

11 Desember 2021   15:56 Diperbarui: 27 Desember 2021   11:36 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vertigo | Sumber: Kredivo via health.kompas.com

Penyusun: dr. Kartika Soka Rahmita, dr. Steffi Sonia, M.Gizi, Sp.GK

Departemen Ilmu Gizi FKUI - KSM Gizi Klinik RSCM

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) atau vertigo yang disebabkan oleh gangguan pada telinga dapat menyebabkan 27% kekambuhan dalam waktu 6 bulan dari serangan terakhir. Hal ini yang menjadikan BPPV sebagai salah satu jenis vertigo yang paling sering menyebabkan kekambuhan. 

Vertigo jenis ini biasanya ditandai dengan gejala kepala pusing berputar, ruangan terasa berputar, disertai mual hingga muntah, dan gerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus). 

BPPV akan semakin diperberat oleh perubahan posisi kepala tertentu sesuai gravitasi seperti berbaring, berguling di tempat tidur, gerakan kepala yang cepat, guncangan kepala saat berkendara, dan berada dalam satu posisi yang sama dalam waktu lama.  


Pada saat serangan, BPPV dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan, hal ini berbahaya terutama pada orang tua karena dapat meningkatkan risiko jatuh.

Pada sebuah studi epidemiologi, disebutkan bahwa prevalensi BPPV di dunia adalah 10,7 sampai 64 kejadian per 100.000 populasi, sehingga setiap orang mempunyai peluang 2,4% untuk terdiagnosis BPPV sepanjang hidupnya, dan angka kejadiannya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia karena adanya proses penuaan dari telinga bagian dalam.

Kondisi yang terbukti menyebabkan BPPV adalah adanya kelainan pada struktur telinga bagian dalam, di mana hal tersebut berkaitan erat dengan adanya kekurangan vitamin D di dalam tubuh. 

Sekitar 80% penderita BPPV ternyata juga mengalami kekurangan kadar vitamin D (<20 ng/mL) dan wanita memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pria.

Vitamin D sudah diketahui memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia antara lain untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga fungsi jantung dan paru, mencegah demensia, dan menurunkan risiko penyakit diabetes. 

Namun dari beberapa penelitian yang sudah ada, diperkirakan sekitar satu miliar orang di dunia atau sekitar 14-59% orang dewasa mempunyai kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh, dimana angka kejadiannya paling tinggi di negara-negara Asia. 

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya asupan vitamin D, jarang terpapar sinar matahari, kegemukan (obesitas), proses penuaan, dan adanya penyakit kronis yang dapat menyebabkan penurunan kadar vitamin D dalam tubuh.

Penelitian terbaru menemukan manfaat lain dari vitamin D yang ternyata dapat mengurangi periode kambuh pada penyakit BPPV (vertigo). 

Menurut sebuah meta analisis oleh Yang dkk.  pada tahun 2020, disimpulkan dari 7 penelitian yang memberikan terapi dengan suplemen vitamin D untuk mencegah kejadian BPPV pada pasien dengan kadar vitamin D dalam tubuh yang rendah, ditemukan hasil bahwa angka kekambuhan BPPV menurun hingga dua kali lipat dibandingkan dengan pasien yang tidak diberikan suplemen vitamin D.

Penelitian lain di tahun yang sama oleh Jeong dkk. terhadap 957 pasien dewasa dari 9 rumah sakit di Korea. Pasien-pasien pada penelitian ini diberikan suplemen vitamin D 400 IU dan suplemen kalsium karbonat 500 mg dua kali sehari selama satu tahun, kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak diberikan suplemen vitamin D dan kalsium. 

Dari hasil pemantauan selama satu tahun, ternyata angka kekambuhan BPPV 24% lebih rendah pada pasien yang diberikan suplemen vitamin D dan kalsium karbonat.

Hal ini berhubungan juga dengan kadar vitamin D dalam tubuh pasien yang rendah pada awal penelitian, sehingga pemberian suplemen vitamin D sangat terasa manfaatnya.

Hasil serupa juga ditemukan pada dua penelitian oleh Sheikhzadeh dkk. dan Carneiro de Sousa dkk., mereka menyampaikan bahwa kadar vitamin D dalam tubuh pasien BPPV meningkat secara signifikan pada kelompok yang diberikan suplemen vitamin D selama satu tahun dibandingkan dengan pasien pada kelompok yang tidak diberikan suplemen vitamin D. 

Bahkan, dilaporkan bahwa tidak ada satu pasien pun yang mengalami kekambuhan pada kelompok yang diberikan suplemen vitamin D ketika dilakukan pemantauan ulang satu tahun kemudian.

Vitamin D dapat diproduksi secara alami oleh tubuh kita dan dibutuhkan sinar matahari yang mengandung ultraviolet B (UVB) untuk membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh.

Berjemur dengan kedua lengan dan kaki terpapar sinar matahari langsung selama 15 menit pada pukul 9 pagi setiap hari, sudah cukup untuk menghasilkan vitamin D sesuai kebutuhan tubuh menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia yaitu 600 IU per hari untuk usia 19-64 tahun.

Vitamin D juga dapat kita peroleh dari bahan makanan bersumber alami. Berikut ini adalah beberapa jenis makanan dengan kandungan vitamin D tinggi untuk pemenuhan kebutuhan harian vitamin D pada dewasa usia 19-64 tahun:

Sumber: Gropper SS, dkk. (2020)
Sumber: Gropper SS, dkk. (2020)

Jika diperlukan, suplementasi vitamin D dapat diberikan pada orang dengan kadar vitamin D yang rendah (<20 ng/ml) dan tidak memiliki penyakit dasar yang dapat memengaruhi kadar vitamin D dalam tubuh. 

Pemberian suplementasi dapat dilakukan setelah ditemukan kadar vitamin D dalam darah rendah pada pemeriksaan laboratorium, dan diberikan di bawah pengawasan dokter. 

Pemantauan ulang sebaiknya dilakukan dalam 3 bulan untuk memeriksa apakah kadar vitamin D dalam tubuh sudah mencapai kadar normal, yang nantinya akan membantu mengurangi risiko kekambuhan pada penderita BPPV.

Sumber Referensi:

  1. Abdelmaksoud AA, Fahim DFM, Bazeed SES, Alemam MF, Aref ZF. Relation between vitamin D deficiency and benign paroxysmal positional vertigo. Sci Rep. 2021;11(1):1--7.
  2. Gu X, Dong F, Gu J. Analysis of effect of 1-hydroxyvitamin D3 on benign paroxysmal positional vertigo and risk factors. Exp Ther Med. 2018;15(3):2321--6.
  3. Yang Z, Li J, Zhu Z, He J, Wei X, Xie M. Effect of vitamin D supplementation on benign paroxysmal positional vertigo recurrence: A meta-analysis. Sci Prog. 2021;104(2):1--14.
  4. Bruintjes TD, van der Zaag-Loonen HJ, Eggelmeijer F, van Leeuwen RB. The prevalence of benign paroxysmal positional vertigo in patients with osteoporosis. Eur Arch Oto-Rhino-Laryngology. 2018;275(12):3083--6.
  5. Bhattacharyya N, Baugh RF, Orvidas L, Barrs D, Bronston LJ, Cass S, et al. Clinical practice guideline: Benign paroxysmal positional vertigo. Otolaryngol - Head Neck Surg. 2008;139(5 SUPPL. 4).
  6. Jeong SH, Kim JS, Shin JW, Kim S, Lee H, Lee AY, et al. Decreased serum vitamin D in idiopathic benign paroxysmal positional vertigo. J Neurol. 2013;260(3):832--8.
  7. Jeong SH, Kim JS, Kim HJ, Choi JY, Koo JW, Choi KD, et al. Prevention of benign paroxysmal positional vertigo with vitamin D supplementation: A randomized trial. Vol. 95, Neurology. 2020. 1117--1125 p.
  8. Carneiro de Sousa PJM, Abreu Pereira DM, Carneiro Melo Pereira de Magalhes P, Duarte DR da S, Trigueiros da Silva Cunha NM. Vitamin D deficiency and benign paroxysmal positioning vertigo. Hear Balanc Commun. 2019;17(2):179--81.
  9. Sheikhzadeh M, Lotfi Y, Mousavi A, Heidari B, Bakhshi E. The effect of serum vitamin D normalization in preventing recurrences of benign paroxysmal positional vertigo: A case-control study. Casp J Intern Med. 2016;7(3):173--7.
  10. Polzonetti V, Pucciarelli S, Vincenzetti S, Polidori P. Dietary intake of vitamin d from dairy products reduces the risk of osteoporosis. Nutrients. 2020;12(6):1--15.
  11. Lamberg-Allardt C. Vitamin D in foods and as supplements. Prog Biophys Mol Biol. 2006;92(1):33--8.
  12. Gropper SS, Smith LJ, Carr. Fat-soluble vitamins. Advanced nutrition and human metabolism. 8th ed. 2020. p425-7
  13. Byrd-Bredbenner, C., Berning, J., Kelley, D., Moe, G. Vitamins and minerals. Wardlaw's perspective in nutrition. 11th ed. 2019. p420-5
  14. Rolfes, W. The fat-soluble vitamins: A, D, E and K. Understanding nutrition. 2014. p351-6.
  15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun