Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pintu Depan 30

29 April 2022   14:15 Diperbarui: 29 April 2022   14:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kereta rel listrik tujuan Bogor di jam 10 malam sudah sepi penumpang. Kami semua dapat duduk berdekatan, depan belakang.

Bude saat masuk ke dalam kereta, luar biasa terkejut dengan bau pesing, lantai dan tempat duduk kotor, lampu pecah, kaca dan pintu terbuka lebar dengan beberapa kaca retak dan penjual buah jeruk serta asongan yang jalan berkeliling menawarkan dagangan.

"Aduh! Ini kereta lebih parah dari kereta 20 tahun lalu saat aku kabur dari rumah," komentar bude sambil menatap kondisi sekeliling. "Ini kereta pasar becek," lanjutnya lalu, menutup hidung dengan tisu. 

Bude duduk di dekat jendela sebangku dengan ibu di depanku. Bulan duduk di belakang ibu, menjaga koper bude yang ditenteng sejak dari stasiun.

Kami bertiga hanya diam tersenyum kecil melihat tingkahnya. 

"Bulan, badan kamu tidak apa-apa?" tanya ibu dengan menoleh ke belakang. 

"Sejauh ini tidak apa-apa," jawabnya.

Bude yang mendengar pertanyaan itu bertanya ke ibu, "Memang Bulan kenapa?"

Mereka berdua langsung larut dalam obrolan, sedangkan aku dan Bulan duduk diam berdampingan dengan menahan kantuk.

"Satu stasiun lagi, kita turun," kataku meminta semua siap-siap berdiri. "Ibu dan Bude nanti hati-hati melangkah karena ada lubang cukup besar di antara kereta dengan stasiun. Saat mau melangkah turun harus lihat bawah," lanjutku memberi peringatan ke mereka. 

"Benar-benar tidak nyaman kereta itu. Beda sekali dengan MRT di Singapura. Bintang hebat kuat pulang pergi kerja naik kereta. Bude bisa bayangkan di jam sibuk pasti luar biasa penuh berjubel. Pantas banyak anak muda yang naik manjat duduk di atas atap," kata Bude dalam perjalanan menuju rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun