Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pintu Depan 4

2 April 2022   11:20 Diperbarui: 2 April 2022   11:40 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Kak Milah! Ini aku bawa banyak makanan," panggilku sesampai di kos. 1 Dus besar berisi kue kami taruh di meja makan kos. Semua barang yang terletak di meja makan berarti milik bersama. Sisa dibawa masuk ke kamar kak Milah.

"Akhirnyaaaaaa! Aku bisa makan!" seruku girang. "Kamu kenapa selama acara bisa gak makan?" tanya kak Milah bingung. Aku pun menceritakan pertemuan tak terduga dengan mas Aryo.

"Bintang, jaga hatimu baik-baik. Pesona Aryo itu sangat kuat. Kakak takut nanti kamu jatuh cinta..." ujar kak Milah sedih. "Tenang kak! Hatiku 100% milik Cahaya! Lagipula, aku tak mudah tergoda harta kekayaan orang lain," seruku dengan riang gembira.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu bisa mengalahkan pesona Aryo??" kak Milah kebingungan melihat reaksi aku yang penuh percaya diri

Aku pun menceritakan latar belakang ibu. Ibu keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Jambi. Ayahnya kontraktor terpandang. Suatu hari diajak sahabatnya untuk kerja ke Jakarta mengurus proyek minyak bumi. Saat itu Indonesia di tahun 1970an sedang boom ekonomi minyak bumi. 

Kakek hanya 2 bersaudara, laki semua. Seluruh keluarga beserta adik yang masih bujang, mereka hijrah ke ibukota. Sahabatnya memiliki kenalan kontraktor asal Singapura. 


Setahun pertama semua berjalan lancar dan damai. Kakek mengurus proyek pembangunan kilang minyak dan perkantoran. Hingga suatu saat harga minyak dunia naik hingga ratusan kali lipat dan semua melihat celah untuk korupsi memperkaya diri dan orang terdekat.

Kakekku sangat menghargai kejujuran dan tak bisa diajak kerja sama. Tetapi, adik yang masih bujang memiliki sifat yang berbeda. Adik kerja sama dengan sahabat baik kakek untuk menjatuhkan kakek. Kakek yang mengurus keuangan suatu hari dipaksa tanda tangan kwintasi kosong dengan alasan supaya proses pembelian kapal yang sangat dibutuhkan perusahaan bisa cepat selesai.

Kapal berhasil dibeli dengan kwintasi pembelian mencantumkan harga terbaru. Tetapi kenyataan yang datang di pelabuhan adalah kapal bekas. Pembelian pipa pun juga sama. 

Kakek sangat marah saat tahu dibodohi dan ditipu. Sahabatnya mengancam bila tak ingin dipenjara, segera pergi dari perusahaan itu. Adiknya menghilang entah kemana.

Akhirnya kakek dengan hati sedih, marah, dan kesal membawa keluarga pulang kampung. Tak disangka sesampai di Jambi seluruh orang mengatai kakek tukang korupsi. Kakek yang kesal memilih menjual harta berupa tanah dan rumah dengan harga murah lalu bawa keluarga pergi ke Semarang untuk kehidupan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun