Mohon tunggu...
Kartika Hayati
Kartika Hayati Mohon Tunggu... Guru

Saya merupakan seorang wanita kelahiran 1993 yang memiliki minat mendalam dalam dunia tulisan dan membaca. Kepribadian saya cukup unik, lantaran saya hanya bisa menemukan inspirasi dalam berkarya dan mengekspresikan ide-ide dalam suasana yang penuh ketenangan dan keheningan. Namun, di balik kecintaan saya pada kesunyian, saya tetap memiliki sisi yang menyukai keramaian. Hobi menulis dan membaca menjadi sarana bagi saya untuk menjelajahi berbagai pengalaman, dan juga menjadi alasan saya ada di sini. Salam kenal! :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arti Sebuah Ketulusan Cinta

26 September 2025   12:37 Diperbarui: 26 September 2025   12:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari kejauhan tampak terpancar kebahagiaan dari paras cantiknya Rania. Senyumannya yang manis semakin menambah kesan keanggunan yang terpancar dari dirinya. Rania adalah sahabat karibku. Persahabatan kami sudah terjalin hampir belasan tahun. Persahabatan itu berawal dari kegiatan Masa Orientasi Siswa ketika kami menjadi siswa baru di SMP. Saat itu dia menjadi salah satu anggota kelompokku pada kegiatan tersebut.

Tiba-tiba Rania menghilang dari pandanganku untuk beberapa saat. Dan...

"Assalaamu'alaikum, Fit.." suara Rania mengagetkanku.

"Wa..wa'alaikumussalam" kataku tergagap.

"Kamu kok bengong gitu, kenapa?" tanya Rania dengan wajah bingung yang tanpa aku sadari dirinya tiba-tiba sudah berada tepat di depanku.

"Ah, nggak apa-apa, Ran.!" jawabku dengan tersenyum.

"Kamu...! sama sahabat sendiri aja pake rahasia segala. Kalau ada apa-apa cerita aja ke aku. Siapa tahu aku bisa bantu. Seandainya aku nggak bisa bantu, setidaknya izinkan aku untuk menjadi pendengar yang baik untuk setiap masalahmu. Jangan cuma kebahagiaan aja yang kamu bagikan ke aku, Fit. Tapi, kesedihanmu juga. Jika kesedihanmu yang dibagi, maka mampu mengurangi kesedihan yang ada. Sebaliknya, jika kebahagiaan yang kamu bagikan, maka akan menambah kebahagiaanmu yang ada. Begitukan yang sering kamu bilang kepadaku?" untaian kalimat Rania yang begitu panjang, akhirnya menghadirkan senyum simetris di bibirku. Begitulah sahabatku ini. Dia memang paling bisa men-copy paste kalimat-kalimatku.

"Rania sahabatku sayaaaaaang... Dengerin yaa!!!. Aku termenung bukan karena aku banyak masalah. Diamku yang tadi kamu lihat, cuma kebetulan aja, kok. Percaya deh.!" senyumku menimpali kalimat terakhirku.

"Iya-iya aku percaya.! Oh ya Fit, aku datang ke sini mau cerita. Hari ini aku saangaaaat bahagia. Coba deh kamu tebak kenapa?" mata Rania begitu dalam melihat ke arahku.

"Emmm...sepertinya aku tahu. Pasti karena kak Rizki lagi, kan?" tebakku sambil tersenyum.

"Betul, Fit! tadi aku berpapasan dengannya di jalan. Dia nya lagi terburu-buru gitu. Kayaknya sih mau pergi ke sekolahnya. Seneng deh bisa melihat kak Rizki seperti itu. Siapa yang nggak tertarik sih sama cowok seperti dia? sudah baik hati, berbakti dengan orang tua, pintar pula. Bahkan kata adikku, dia jadi guru teladan di sekolahnya" kata Rania menjelaskan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun