Mohon tunggu...
Miss KarHan
Miss KarHan Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya suka menulis

"Rasa itu sastra, lalu kata ibarat mantra" -MissKarHan-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepenggal Hikmah Dari Jakarta

19 September 2019   13:37 Diperbarui: 19 September 2019   14:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"contohnya?" tanya Hermada cepat sebab penasaran

"Gini ya da, seorang ibu itu punya cara masing-masing untuk mencintai anaknya. Tidak semuanya sama dalam menunjukkan itu. Ada ibu yang menitipkan kepercayaan penuh sebab cinta yang ia punya menyakinnya untuk percaya sepenuhnya pada anaknya. Ada juga yang senantiasa merasa harus mengetahui segala bentuk kegiatan anaknya sebab rasa cintanya menghadirkan rasa khawatir yang bahkan tak bisa ia kendalikannya. Da, harusnya kamu bersyukur masih diperhatikan dengan begitu luar biasa oleh mamamu. Aku yakin selalu ada maksud baik dalam setiap tindakan yang diambil orang tua untuk anaknya" jelas Aira panjang lebar, berharap teman disebelahnya ini dapat mengerti

"hmmm.. aku salah ya ra, harusnya aku lebih bisa berpikir sebelum bertindak yaa ra. Sekarang aku takut dikutuk jadi batu" ucap Hermada dengan sedikit bercanda, berusaha menyembunyikan perasaannya yang teramat sedih

"Da, Minta Maaf ya sama mamamu. Jangan sampai enggak, kamu tau da sangat banyak anak yang hanya bisa meminta maaf didepan jasad ibunya yang sudah dingin dan terbujur kaku. Menangis, histeris berharap sang ibu bangun tapi sayang, seberapun anak itu menangis tak kan mampu membuat ibunya bangun" Ucap Aira dengan tatapan menerawang lurus kea rah jalanan

"Iya ra, makasih ya.. aku benar-benar cerita ke orang yang tepat" ucap Hermada lirih, lalu terlihat fokus dengan Handphonenya sibuk mengetik panjang lebar permintaan maaf kepada sang mama yang tak bisa ia suara lewat suara.

"Yaa Ampun da, 5 menit lagii kita masuk kelas.. Ayoo da, hari ini kita diruang 303 kan?" Ucap Aira setengah berteriak dan berdiri memandangi Hermada

"Ra, kamu duluan aja ya" balas hermada

"ha? Apa? Kok gitu? Ayo da" Jawab Aira dengan kaget luar biasa

"aku akan masuk jika permintaan maafku dibalas baik oleh mamaku, jika aku masuk sekarang percuma ra, aku enggak akan konsen belajar" terang Hermada

"yasudahlah, aku duluan ya da. Kamu harus masuk kelas, jangan enggak. Assalamu'alaikum" Aira menutup pecakapannya dengan Hermada lalu berlari sekencang yang ia bisa agar tidak terlambat masuk ke ruang kelas.

Aira sampai diruang kelas sebelum beberapa detik dosen mata kuliah itu masuk, dipandanginya barisan teman-teman lelakinya, dia masih merisaukan salah satu temannya. Tak lama masuklah Hermada sosok yang akhirnya melenyapkan risau yang hinggap di hati Aira. Hermada tampak tersenyum kepada Aira saat ia tiba dibangku duduknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun