Ia menikmati film itu sambil mengunyah kacang rebus berbungkus koran bekas dan es hoya yang dibungkus plastik.Â
Layar tancap pun usai. Hanya beberapa puluh orang di lapangan.Â
Surya celingak-celinguk berharap melihat ada warga satu RT dengannya.Â
Waktu sudah lewat dari jam satu dan mulai gerimis.Â
"Sial, kok gak ada orang yang searah jln denganku sih".
Hujan tidak menderas, tetapi angin vertiup cukup kencang membuat suasan malam makin dingin.Â
Surya merasakan begitu dingin karena tubuhnya hanya berbalut kaos bermerk. Merk Semen Baturaja dengan bahan yang begitu tipis.Â
Sambil bersungut Surya berjalan pulang. Sendirian meski hujan masih mengguyur. Tak ada pilihan, jika pun berteduh ada rasa kuatir hujan akan lebih deras.Â
Suara burung spekuk mencari mangsa terdengar dari kejauhan. Kelebatan kampret yang merontokkan buah-buahan sekitarnya.Â
"Sial, kenapa harus kebelet sekarang sih? " umpat Surya.Â
Rumahnya masih jauh, masih sekitar setengah jam lagi. Efek minum es dan dinginnya hujan tampaknya membuat Surya tak mampu menahan lagi buang air kecil.Â