Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma

1234 Atur Duit Saat Ramadan Tetap Aman

18 April 2021   22:21 Diperbarui: 18 April 2021   23:07 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Indonesiana.id

Bulan ramadan identik dengan kenaikan harga yang luar biasa. Meski pola konsumsi seperti sehari-hari saja, harga kebutuhan dapur meningkat dibandingkan bulan-bulan di luar ramadan. 

Apalagi kebiasaan di bulan ramadan, pola konsumsi agak berbeda dari hari-hari biasa. Teori sih bisa bilang "ah, puasa hanya untuk mengubah jam makan". Tapi apa tega saat seharian menahan makan dan minum. Namun saat berbuka dan sahur makanannya tidak mengggugah selera.

apalagi buat anak-anak, mambuka mata saat dini hari untuk menyantap makanan bukan hal yang mudah. Ibu, harus putar otak membuatkan makanan yang membuat anak menghentikan gerakan tutup mulut saat sahur. Setidaknya menyediakan lauk favorit anak-anak  yang biasanya mengeluarkan angka nominal yang lebih tinggi dari biasanya. 

Buat sebagian ibu-ibu seperti kami,  setiap hari mengeluarkan dana belanja membeli daging ikan, ayam dan seafood itu terkadang membuat hati menjerit, tetapi gak mungkin kan gara-gara puasa putra-putri tercinta kekurangan gizi.

Menu buka puasa juga biasanya akan mengeluarkan dana yang lebih dari biasanya. jika sehari-hari desser hanya sesekali saja. Di bulan ramadan dessert itu justru menu wajib. Tahu sendiri kan biaya pembuatan dessert juga tidak murah.   

Selain itu, bulan ramadan juga artinya menyiapkan menu idul fitri yang istimewa. Jelas sekali itu membutuhkan anggaran khusus, eh tapi itu kan bisa dari THR ya?. Tidak semua orang punya rezeki mendapatkan THR. 

Pastikan Dana Diatur dalam Pos-pos Tertentu

Manajemenkeuangan 1234 adalah manajemen keuangan paling sederhana. Membagi pos-pos tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing.  10 % untuk berbagi, 20 % untuk menabung dan dana darurat, 30 % untuk gaya hidup dn 40 % untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

Saya sebenernya bukan orang yang sangat rigid menjalankan pola ini. Tetapi di bulan ramadan saya agak rigid mengenai hal ini. Terlebih saya sebagai pekerja bebas , yang punya rezeki "macan", kadang dapet kadang nggak. Jadi kudu tertib mengatur pendapatan tetap dari suami dengan pola 1234 itu, dalam pos-pos belanja yang tegas.

Bukankah zakat hanya 2,5 % ya? lalu kenapa harus menyiapkan sampai 10 %. Angka ini tidak wajib sebenarnya, apalagi untuk yang berpenghasilan rendah. Tetapi di bulan baroqah ini expense untuk sedekah sangat dipermudah. Selain zakat dan sadaqah, ada kegiatan amal baik yang dikumpulkan melalui organisasi majelis taklim masjid,  lembaga kajian, kantor hingga organisasi profesi. Di bulan ramadan, biasanya expensenya dapat lebih dari budget. Apalagi kalo traktir juga dihitung. Hadeh, jadi malu bahas nilai sadaqah yang tidak seberapa itu.

20 % selanjutnya untuk tabungan dan dana darurat. Apapaun kondisinya, segera keluarkan pendapatan untuk diposkan pada  dana tabungan dan dana darurat (termasuk asuransi).  Kita tidak mampu memprediksi yang terjadi di masa mendatang bukan?. Memastikan saat keadaan genting kita tetap memiliki dana itu sangat penting.

30 % untuk Lifestyle. Wah gede amat ya?. Kalo dilihat dari prosentase sih gede ya. Tapi dengan tawaran diskon setiap ramadan. Itu angka yang sangat kecil. Jika tidak saving sebelumnya dan hanya mengandalkan pos bulan ini, membeli baju baru buat anak-anak pun tidak akan sanggup. Apalagi buat membeli gadget dan membeli perabot baru dan mencat rumah sebelum lebaran. he... he...he....

40 % untuk kebutuhan hidup sehari-hari, penting untuk langsung membayar tagihan listrik, air dan telpon di awal bulan memastikan agar dana ini tidak terpakai. Membeli kebutuhan pokok dapur di muka juga penting. Terlebih konsumsi dapur meningkat. Membeli kebutuhan dapur di muka membuat kita semangat untuk membuat makanan sendiri ketimbang membeli karena iming-iming  promo. Jajan itu termasuk lifestyle, dimana ddi bulan puasa angka 30 % itu sangat kecil, saudara-saudara. Jauh lebih hemat untuk membuat makanan sendiri, meski memang butuh niat dan tekad kuat. Makanya pastikan memilih resep makanan yang minim gagal dan disukai anggota keluarga, agar tidak sia-sia.

Menganggarkan dan Mencatat Belanja

Pekerjaan ini terlihat sepele, tetapi cukup berat untuk dilakukan. ya apapun yang sifatnya mendispilinkan diri memang terasa berat. Selain segera membuat pos-pos belanja. Membuat anggaran dan mencatat akan sangat membantu mengerem belanja yang tidak mendesak, terutama belanja lifestyle. 

Banyak aplikasi yang menawarkan kemudahan pencatatan pengeluaran sehari-hari yang dapat menjadi alat monitoring pribadi seberapa besar pengeluaran kita sekaligus mengukur kedisiplinan kita dalam penganggaran. 

Terasa pelit ya? gak kok, jauh berbeda antara pelit dengan hemat. Jika ini belum menjadi habit, yok dimulai dari sekarang. Bukankan di bulan ramadan kita diajarkan untuk menahan nafsu. Jadikan juga momen ini untuk kita menahan diri dari nafsu belanja yang berlebihan. Ingat, kita tidak punya pohon uang. 

Salam.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun