Meski tanaman ini dianggap tanaman yang mudah perawatanannya, tetap juga membutuhkan perhatian, persis kayak hubungan kamu sama dia, he..he....Â
Beberapa  jenis sri rezeki memang sangat sulit berkembang biak, bahkan sering mati, jadi  wajar saja jenis-jenis ini memiliki harga tinggi.Â
Kesalahan paling sering adalah tempat dan media tanam. Seringkali dengan maksud agar sri rezeki cepat berkembang, ditanam dengan pot besar dan menggunakan humus agar subur.Â
Padahal, agloanema membutuhkan  media tanam percampuran anntara sekam utuh, cocopeat, dan pasir Serta sabut kelapa giling halus, humus, pupuk kandang, dan humus. Tempat penanaman yang terlalu besar juga berisiko pembusukan tanaman. Sebaiknya pergunakan pot sedang saja untuk menanam agloanema.
Penyiraman agloanema juga wajib setiap hari dan jangan basah bener, karena akarnya mudah busuk jika terendam. Tetapi tanaman ini juga tidak tahan kering, yang berisiko tumbuh lambat jika kurang disiram. Â Sedang-sedang sajalah.
Ada kalanya kita pengen tanaman ini berdaun subur dengan memberi pupuk. Oh no..no..no... tanaman ini tidak memerlukan banyak pupuk. Jika pun kita ingin memupuknya pergunakan pupuk yang slow respon. atau kita dapat  pergunakan pupuk kompos alami buatan sendiri saja.
Samapi pagi tadi, saat saya belanja di warung, dari obrolan para ibu,  antusias  terhadap tanaman sri rezeki belum memudar.  Tampaknya tanaman ini masih berpeluang  menjadi tren tanaman hias 2021. Setidaknya di kampung tempat saya tinggal,  dengan catatan  hal ini tidak didukung dengan survey menggunakan metode yang tepat, sehingga kurang dapat dipertanggungjwabkan. Tetapi setidaknya dapat menjadi sebuah hipotesis di awal tahun yang tentu saja pembuktiannya, biarkan waktu yang membuktikan.Â
Salah satu dukungan data adalah masih banyak terjadi pencurian tanaman hias jenis ini, menunjukan masih banyak peminat terhadap tanaman ini. ha..ha..ha... Begitulah kira-kira, toh tren di negeri ini tidak semudah menebak isi buah manggis.
Selamat sore, tetap bahagia.