Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lima "Setan Penggoda" di Pasar Bedug

27 Mei 2018   21:06 Diperbarui: 27 Mei 2018   21:27 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap ramadan tiba, pasar kuliner dadakan di berbagai penjuru Palembang selalu hadir. Orang-orang menyebutnya sebagai pasar bedug.

Baik di seberang ulu maupun seberang ilir. Ada yang memang disiapkan kumpulan lapak seperti yang ada di kawasan pasar satelit sako, Rumah Sakit Muhammad  Husin atau lorong basah.

Ada juga yang memanfaatkan pinggir jalan yang ramai untuk membuka lapak dadakan menjadi pasar kaget.

Banyak sekali ibu rumah tangga baik yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga murni atau yang berperan di masyarakat di luar ranah domestik.

Kadang juga ada yang sekedar iseng buat ngabuburit, sekalian cuci mata melihat berbagai macam makanan yang ada di Palembang.

Untuk menu khusus,sepertinya tidak ada yang istimewa di jual di lapak-lapak ini.

Semua dapat ditemukan di sepanjang tahun. Hanya saja di pasar bedug penjualnya beragam dan lebih komplit di satu tempat. Baik yang memang sehari-hari profesi sebagai pedagang kuliner atau memang hanya memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan dengan berdagang setahun sekali ini.

Saya termasuk orang yang sangat jarang pergi ke pasar bedug. Selain alasan ekonomi, karena jalan-jalan ngabuburit ke pasar bedug aryinya menggeser anggaran dan seringkali tergoda untuk berbelanja makanan yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan.

Seringkali kondisi lapar juga menyebabkan lapar mata hingga apa saja terlihat enak.

Padahal seringkali makanan yang dibeli menjadi sia-sia. Karena itu di keluarga kecil kami, menu puasa tidak terlalu berubah dari keseharian. Hanya menggeser waktu makan saja.

Jika pun makan di luar untuk iftar bersama juga memilih hanya makan bertiga di tempat makan favorit saja.

Tetapi ada kalanya, karena ingin ikutan teman ada saja sesekali saya ikut ke pasar bedug.

Apalagi ada teman saya yang memang keseharianbya lebih memilih beli makanan matang ketimbang masak sendiri

Jadi ia sangat memanfaatkan banyaknya penawaran dari pasar bedug ini.

Nah..kalo sudah di pasar bedug ini ada beberapa "setan" yang menggoda untuk minta dibawa pulang.

Setan yang saya maksud dibeSET (disayat) isinya keTAN.

Itu loh segala jenis makanan yang terbuat dari ketan dan berbungkus daun pisang atau daun nipah terkadang daun kelapa.

Di pasar bedug, makanan favorit ini terhampar dengan indahnya. Padahal jika hari-hari biasa untuk varian lengkap saya harus ke beberapa tempat.

Varian setan favorit saya adalah

1. Lemper

Saya rasa makanan ini adalah makanan nasional. Konon ini makanan khas suku Jawa. Makanan ini favorit saya sejak kecil, acara kenduri dan banca'an dapat dipastikan makanan ini ada. Saya memang tinggal di Palembang tetapi di perkampungan masyarakat suku jawa.

Kalau sekarang makanan ini seperti menu wajib dalam snack box.

Soal isian memang tergantung pada selera atau lebih tepatnya budget pembuatan yang mempengaruhi harganya juga. Ada isiannya serundeng, abon , tumisan ayam suwir atau daging cincang.

Pulennya pada kualitas ketan asli dan tingkat kegurihan dalam kuantitas santan dalam bahan bakunya yang paling mempengaruhi rasa.

Pembuatannya yang cukup rumit melalui berbagai tahapan seperti penanakan, pembungkusan dan pengukusan membuat emak males seperti saya lebih memilih membeli jika untuk membuang rasa ingin makan lemper.

Tetapi beda halnya jika untuk hajatan kampung, tentu saya akan lebih memilih untuk membuatnya.

Saya sulit menolak ketika melihat lemper yang telah dibakar di bara api. Aromanya itu merangsang saya untuk membeli dan segera menikmatinya.

2. Lemang

Foto: hubpages.com
Foto: hubpages.com
Lemang sebenarnya makanan khas suku melayu. Beberapa daerah di Sumsel menjadikan makanan ini sebagai salah satu gagawaan (buah tangan calon mempelai pria) saat rasan (menanyakan kesediaan pihak perempuan dilamar, jadi proses pra lamaran).

Makanan ini saya kenal saat membaca Roman karya Mara Rusli, Siti Nurbaya Kasih Tak Sampai saat saya kecil.

Saya penasaran makanan apa itu. Hingga Bapak saya repot mencarikannya buat saya. Di hari selain ramadan makanan ini sulit dicari (tetap ada di beberapa tempat tertentu), karena proses pembuatannya memang cukup merepotkan.

Ketan dimasak dalam bambu. Soal rasa, lezat betul karena tekstur yang padat. Apalagi jika dinikmati dengan tapai ketan hitam. Uhhh...yummy.

3. Lepat

Lepat adalah makanan dari ketan yang biasanya berbungkus daun pisang atau ada juga yang membungkusnya dengan daun nipah.

Ketan yang diaron dibungkus dengan daun lalu diikat kencang dan direbus minimal 6 jam untuk mendapat tekstur yang pas.

Dinikmati dengan daging bumbu malbi. Waduhh...susah ditolak deh.

4. Bongkol

Foto :Info Sekayu
Foto :Info Sekayu
Makanan yang dibungkus daun pandan yang terkadang isiannya dicamlur kacang merah atau kacang hijau. Proses perebusannya yang cukup lama .

Makanan ini biasa dijajakan oleh penjual kue keliling, terutama di kawasan seberang ulu dekat jembatan Ampera. Biasanya dijual bersamaan dengan telor ukan (telor bebek yang dibumbui) atau telor bebek asin.

Kalau makan bongkol berbarengan dengan telor ukan, wow...nikmat mana lagi yang engkau dustakan.

5. Pepes Ketan Pisang

Foto: Resep Rumah
Foto: Resep Rumah
Ini makanan jamak dalam rumah tangga di Sumsel. Jarang yang menjual, tetapi di beberapa pasar bedug saya sempat menemuinya. Buatnya mudah pisang kepok ranum, dicampur ketan,dan parutan kelapa aduk lalu bungkus daun pisang kemudian dikukus.

Rasanya jelas enak, manis alami pisang bercampur gurihnya kelapa yang terikat oleh sticky-nya ketan.

Ada beberapa daerah menyebut kue ini "Bai Ngamock".

Bai adalah sebutan untuk ibu Muda dan Ngamok maksudnya mengamuk.

Jadi kue ini hasil mengamuknya sang ibu muda.

He he jika emosi disalurkan pada hal positif itu ternyata menyenangkan ya.

Itulah 5 setan yang sulit saya hindari jika mampir ke pasar  bedug.

Problem baru saya dapatkan karena tidak mampu menahan nafsu, makanan ini menjadi ta'jil saya. Akibatnya asam lambung saya naik.

Ah...dasar setan, kenikmatannnya begitu menggoda sampai sering pura-pura lupa pada mudharat yang diakibatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun