Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Haruskah Aku Membenci Angka 4?

4 April 2018   11:27 Diperbarui: 4 April 2018   18:56 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: tes.com

[1] 19-06-1996

"Ok,class today is time to spelling bee" ucapku.
"Ketika Miss mengangkat jari, maka jumlah jari asosiasi dengan urutan huruf lalu sebutkan kata dan terdiri dari huruf apa saja," perintahku.

Lalu aku mengangkat 4 jari, salah satu muridku mengangkat tangan dan menyahut dengan lantang "D for Death , D-E-A-T-H" .

"Averoeus Cocio Rahmad Toha, why you chose this word?" tanyaku agak merasa spooky.

 Entahlah, dinginnya ekspresinya seringkali membuat aku merinding.

"Kamu kan bisa milih delicious, misalnya"
"Dangerous, Dirty, Difficult," sahutnya masih dengan ekspresi datar,
"Yes...thank U, little lord,"sahutku. 

Ampun deh bocah ini, suka banget dengan pilihan kata negatif. Umpatku dalam hati.

"It caused you show us the 4,"sahut Ryu, ABG ganteng keturunan Indo-Jepang yang setiap bertemu selalu sibuk menjodoh-jodohkan aku dengan kakaknya. 

"It's Fantastic four," sahutku.

Isyarat Angka 4 (Sumber : www.revolvy.com)
Isyarat Angka 4 (Sumber : www.revolvy.com)
"No...Miss, kata kakek Bahasa Jepangnya 4 adalah shi, dan mati adalah shinu," sahutnya dengan mata memicing.

"Ah..mana ada,bukankan empat bahasa Jepangnya yon?" tanyaku kebingungan yang memang aku sama sekali tak paham bahasa Jepang.

"Asal tahu saja, tahu Hanako, si Hantu kamar Mandi? ia selalu mengetuk di pintu kamar mandi keempat," sahut Fachri yang sangat hobi segala komik Jepang dengan agak berbisik dan membuat suasana makin dingin dan merinding. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun