210. Ternyata tulisan tentang Aji Saka (Senin, 18/08) adalah tulisan saya yang ke-210 sejak 2 Mei 2021 lalu. Pandemi Covid-19 yang memaksa harus banyak tinggal di rumah memberi kesempatan untuk memiliki waktu luang di depan laptop. Meskipun belum seproduktif mereka yang bisa menghasilkan satu tulisan per harinya - karena saya paling banter baru 1 tulisan dalam 7 hari - akan tetapi setidaknya Pandemi Covid-19 mengajarkan kebiasaan menulis.Â
210 terdiri dari 3 angka dengan hasil penjumlahan digit-digitnya juga bernilai 3. Bila kita cermati 210 terdiri dari angka 2,1 dan 0. Bukankah hasil penjumlahan 2+1+0=3? Lalu bukankah 210 juga habis bila dibagi dengan 3, yaitu 70?
Karena saya payah dalam matematika, Wikipedia, sebagai rujukan sejuta umat, menjadi andalan. Dan terbukti tidaklah mengecewakan. Sebuah penjelasan menarik saya temukan:
"210 adalah bilangan yang melimpah, dan bilangan Harshad. Bilangan ini merupakan hasil perkalian dari empat bilangan prima pertama (2, 3, 5, dan 7), dan dengan demikian merupakan bilangan prima, yang merupakan kelipatan terkecil dari keempat bilangan prima ini. 210 adalah bilangan primorial pertama yang lebih besar dari 2 yang tidak bersebelahan dengan 2 bilangan prima (211 adalah bilangan prima, tetapi 209 tidak)," jelasnya. Lalu menambahkan, "Ini adalah jumlah dari delapan bilangan prima berturut-turut, antara 13 dan bilangan prima ketiga belas: 13 + 17 + 19 + 23 + 29 + 31 + 37 + 41 = 210."
Sedikit berkenaan dengan bilangan Harshad. Bilangan Harshad juga dikenal sebagai bilangan Niven. Kata "harshad", menurut satu sumber, berasal dari bahasa Sansekerta hará¹£a (kegembiraan) + da (memberi), yang berarti pemberi kegembiraan. Â
Kebahagiaan enggan beranjak nampaknya. Saat terpikir untuk mengetahui berapa harikah antara 2 Mei 2021 hingga 18 Agustus 2024, dan kemudian sepanjang rentang waktu tersebut terdapat  1.204 hari, ternyata 1204 adalah sebuah bilangan Harshad. Kita bisa ulangi langkah pembuktian seperti pada bilangan 210. Bilangan 1204 terdiri dari empat digit 1,2,0 dan 4 sehingga hasil penjumlahan keempat digitnya adalah 7 (1+2+0+4=7) dan 1.204 habis bila dibagi 7, yakni 172.    Â
Kembali ke bilangan 210. Ternyata ia termasuk salah satu angka dengan komposisi yang sekuensial. Berurutan secara runut. Dari yang lebih besar ke yang lebih kecil bila dari kiri dan sebaliknya bila dari kanan. Komposisi angka 210 juga mengandung keseimbangan. Bila bilangan asli dari komposisi tersebut dikurangkan satu sama lainnya, 2-1 (dari kiri) dan 1-2 (dari kanan), maka hasilnya adalah 1 dan -1 yang bila dijumlahkan akan menciptakan keseimbangan, yakni 0.
"Bila pencerminan dengan sumbu x pada garis 1 (X=1), maka dari bilangan 210 di atas, kita seakan mendapatkan simpulan bahwa 2=0. Artinya, jarak antara 2 dari 1 sama dengan jarak antara 0 dari 1. Di mana 0 adalah bayangan dari 2," jelas rekan guru matematika ketika saya berbagi hal menarik ini.
210 jelas bukan bilangan palindromik atau simetris tapi terbukti termasuk bilangan yang mengadung keseimbangan. Bilangan 210 benar-benar menciptakan kebahagiaan bagi saya sepanjang hari di awal pekan ini.
Platonisme Matematika dan Saya