Mohon tunggu...
Karon Marantina Purba
Karon Marantina Purba Mohon Tunggu... Auditor - Profesional

Profesional yang berminat juga di bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bijak Mengelola Keuangan

8 Juli 2018   15:44 Diperbarui: 27 Juli 2018   15:12 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ini kesekian kalinya aku mendengar  teman terlilit hutang dan agak kesulitan membayarnya, bahkan ada yang sampai dikejar kejar debt collector. Sebenarnya aku juga bukan orang yang tidak memiliki hutang. Tapi ibarat perusahaan walaupun aku memiliki hutang, masih dikategorikan kondisi keuangan sehat, karena hutang lancar masih berada dalam porsi yang seimbang dengan harta lancar. Bahkan juga memiliki hutang jangka panjang yang diakibatkan kredit kepemilikan rumah yang dalam hal ini pasti pihak bank juga sudah menganalisa pengajuan kredit saya sehingga menyetujui Kredit Kepemilikan rumah itu.

Sebenarnya apa penyebab sampai terlilit hutang sampai dengan kesulitan membayarnya?  Aku bukanlah seorang yang serta merta menyatakan berhutang itu salah atau tidak boleh berhutang. Namun tentu saja kita harus bijak dalam mengelola uang, termasuk di dalamnya mengelola hutang. Aku adalah seorang yang sangat rasional melihat sesuatu, apalagi aku harus melibatkan diri, untuk mencari solusi untuk permasalahan hutang dari teman ataupun kerabat itu.

Mengapa terlilit hutang? Apakah penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya? Apakah ada kejadian diluar dugaan seperti sakit atau kecelakaan, dan mungkin kebutuhan di luar kebiasaan seperti anak memasuki sekolah baru atau kuliah baru. Atau karena kurang bijaksana dalam mengelola keuangan? Aku sangat memaklumi jika memang harus meminjam uang karena keadaan diluar dugaan seperti sakit dan kondisi harus membayar biaya sekolah yang cukup besar (walaupun menurutku ini sebenarnya sudah bisa diperhitungkan). Tapi masih bisa diterima akal, karena biaya pendidikan yang kadang cukup tinggi sementara tidak ada penghasilan tambahan.

Namun, seringkali yang terjadi adalah karena kurang bijaksana dalam mengelola uang. Dimana penghasilan banyak digunakan untuk membayar gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilan, salah dalam memilih investasi dan akhirnya merugi, bahkan menjadi korban investasi bodong, bangkrut dalam membangun usaha sampai modal pun tak kembali bahkan merugi karena perhitungan yang kurang matang.

Dari kejadian kejadian yang terjadi berikut adalah beberapa tips bijak mengelola keuangan sehingga jangan sampai terlibat hutang yang sulit diatasi :

  • Jika memang penghasilan tidak mencukupi biaya hidup, mungkin perlu memikirkan untuk mencari pekerjaan yang penghasilannya lebih besar atau mengusahakan penghasilan tambahan.
  • Gunakan uang sesuai dengan kemampuan. Jangan karena mengikuti pergaulan maka kita mengeluarkan uang tidak sesuai dengan kemampuan kita. "Lebih besar pasak daripada tiang" Seperti kebiasaan makan di luar juga bisa membuat pengeluaran semakin besar. Apalagi sudah memiliki keluarga, memasak untuk makan bersama akan lebih hemat dibandingkan membeli makanan di luar. Membawa bekal makan dari rumah ke kantor juga bisa jadi alternatif untuk lebih hemat
  • Jangan terlena dengan penggunaan kartu kredit, jika tidak mampu bayar, maka bunga hutang akan terus melilit kalau tidak bisa melunasinya. Bukan tidak boleh memiliki kartu kredit, tapi tetap harus digunakan dengan bijaksana dan harus dikontrol sedemikian rupa sehingga bisa membayarnya tepat pada saat jatuh tempo. Jangan menggunakan kartu kredit dengan konsumtif. Kalaupun dipakai artinya memang kebutuhan dan sudah bisa dipastikan bahwa kita sudah punya dana untuk membayarnya pada saat jatuh tempo.
  • Bagi yang memiliki penghasilan cukup, biasakan menabung setiap bulannya, walaupun nilainya tidak besar. Sehingga kalau ada kondisi diluar perhitungan masih ada dana darurat yang dimiliki untuk mengatasinya.
  • Adalah satu pilihan bijak juga memiliki asuransi jika memiliki penghasilan yang lebih dari cukup,  sebagai tindakan preventif terhadap kejadian tidak terduga. Namun kembali lagi, pertimbangkan asuransi yang benar benar dibutuhkan. Jangan sembarang membeli asuransi, pahami dan tanyakan dengan jelas kepada agennya.
  • Berhutang untuk investasi, apalagi karena tergoda dijanjikan tingkat pengembalian tinggi bukanlah tindakan bijak. Seandainya punya dana lebihpun untuk diinvestai selidiki dengan teliti. Sebenarnya perlu diwaspadai jika ada investasi yang menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat tinggi dalam waktu singkat pula. Dan sebaiknya jangan investasikan semua dana yang dimiliki pada satu jenis investasi.  Segala sesuatu butuh proses, jarang sesuatu bisa diperoleh dengan instant. Namanya juga investasi, ada proses di dalamnya. Kalaupun ada yang mendapatkan tingkat pengembalian tinggi, terjadi karena satu kebetulan. Lebih baik bertindak rasional.
  • Jika ingin memulai usaha, hitung dengan baik semuanya. Usaha membutuhkan perhitungan dan pertimbangan matang dan pengetahuan yang memadai tentang usaha tersebut. Tidak cukup hanya modal semangat.

 Permasalahan keuangan seringkali bukan disebabkan karena kecilnya penghasilan, tapi karena kurang bijak mengelola keuangan. Akhir kata mari biasakan diri "Bijak Mengelola Keuangan"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun