2. Metode ABC: Acknowledge, Bonding, Celebrate
Psikolog Anastasia memperkenalkan metode ABC untuk memperkuat makna snacking time. Acknowledge berarti mengakui perasaan anak tanpa menghakimi. Anak perlu tahu bahwa emosinya valid dan diterima, bukan diabaikan atau ditertawakan.
Tahap berikutnya, Bonding, menekankan interaksi yang melibatkan rasa dan sensorik. Misalnya, orang tua menanyakan rasa camilan, cara anak memakannya, atau hanya menatap sambil tersenyum—sebuah komunikasi tanpa kata yang menenangkan. Terakhir, Celebrate, yaitu merayakan pencapaian kecil anak.
Metode ini tampak sederhana, tetapi membentuk kebiasaan emosional yang positif. Anak belajar bahwa hidup penuh momen untuk diapresiasi, bukan sekadar diselesaikan. Dan orang tua pun belajar hadir tanpa syarat—hanya untuk menikmati keberadaan anak sebagaimana adanya.
3. Gawai dan Hilangnya Tatapan
Sayangnya, kehadiran digital sering menggeser kehadiran emosional. Banyak orang tua secara fisik bersama anak, namun perhatian mereka tertambat di layar ponsel. Padahal, anak menangkap pesan nonverbal lebih kuat dari kata-kata.
Anastasia mengingatkan, cukup 15 menit yang benar-benar fokus sudah cukup. Dalam waktu sesingkat itu, anak bisa merasakan cinta yang nyata, lebih daripada sejam bersama tetapi terabaikan. Anak di bawah usia tujuh tahun menyimpan memori bukan berdasarkan rutinitas, melainkan emosi yang menyertai.
Artinya, satu momen snacking yang hangat bisa menempel dalam ingatan anak sepanjang hidupnya. Sebuah tatapan lembut, tawa bersama, atau sekadar tangan yang mengusap kepala—itulah bahasa cinta yang paling lama bertahan.
4. Dari Nutrisi Tubuh ke Nutrisi Emosi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah membawa dampak baik pada gizi anak dan ibu. Namun, momen makan juga perlu dimaknai lebih luas sebagai sarana pemenuhan nutrisi emosional. Di Posyandu, ketika ibu menyuapi anak sambil tersenyum, sesungguhnya ada pendidikan kasih yang sedang berlangsung.