Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Anak Harus Belajar di Lantai, Mestikah Kepedulian Datang, Menunggu Viral Dulu?

11 Oktober 2025   19:34 Diperbarui: 11 Oktober 2025   19:34 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Dari Viralitas ke Kebijakan: Siapa yang Harus Bergerak?

Bantuan memang datang, tapi mengapa harus menunggu viral terlebih dahulu? Pertanyaan ini mengusik nurani banyak orang. Pemerintah pusat, melalui Kemendikdasmen, bergerak cepat setelah laporan muncul, namun seharusnya sistem deteksi dini sudah mencegah anak-anak belajar di lantai sejak awal.

Direktur Jenderal Gogot Suharwoto menegaskan pentingnya pemetaan kebutuhan fasilitas pendidikan di daerah. Namun, mekanisme birokrasi yang lamban kerap menjadi penyebab keterlambatan bantuan. Di era digital, mestinya sudah ada sistem berbasis data real-time yang bisa melacak kondisi sekolah hingga pelosok tanpa menunggu laporan manual.

Kasus Cibitung menjadi momentum untuk menata ulang mekanisme respons pendidikan nasional. Kementerian tidak bisa bekerja sendiri; peran pemerintah daerah, kepala sekolah, dan masyarakat harus bersinergi. Pendidikan bukan hanya urusan kurikulum, tetapi juga soal martabat manusia yang belajar di dalamnya.

3. Ketika Anak Belajar Tentang Kesabaran, Bukan Kenyamanan

Murid SDN Cibitung Sukabumi Belajar di Lantai, Tak Ada Meja-Kursi, Berharap Bantuan Dedi Mulyadi, https://jabar.tribunnews.com/jabar-region/
Murid SDN Cibitung Sukabumi Belajar di Lantai, Tak Ada Meja-Kursi, Berharap Bantuan Dedi Mulyadi, https://jabar.tribunnews.com/jabar-region/

Anak-anak SDN 1 Cibitung telah mengajarkan sesuatu kepada kita semua: ketabahan. Mereka tetap datang ke sekolah setiap hari, meski tanpa meja dan kursi. Di balik foto-foto yang viral, tersimpan wajah-wajah kecil yang tidak menyerah pada keadaan.

Namun, apakah kesabaran harus selalu dijadikan pelajaran utama bagi mereka? Dalam jangka panjang, kondisi fisik ruang belajar berpengaruh langsung pada motivasi dan prestasi siswa. Belajar di lantai bukan hanya tidak nyaman, tetapi juga berisiko bagi kesehatan tulang dan postur tubuh anak-anak yang sedang tumbuh.

Pendidikan mestinya mengajarkan optimisme, bukan ketahanan terhadap kelalaian sistem. Ketika kita menganggap penderitaan sebagai kewajaran, di situlah kemanusiaan mulai terkikis. Maka, bantuan yang datang bukan hanya menebus kekurangan fasilitas, tetapi juga mengembalikan rasa hormat pada hak anak untuk belajar secara manusiawi.

4. Kepedulian Negara dan Makna Kehadiran Nyata

Puluhan siswa SDN Cipaku di Sukabumi belajar dengan kondisi telungkup beralas lantai keramik, ruangan kelas mereka ambruk (TrubunJabar.id). 
Puluhan siswa SDN Cipaku di Sukabumi belajar dengan kondisi telungkup beralas lantai keramik, ruangan kelas mereka ambruk (TrubunJabar.id). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun