Kunjungi Pelaku Ekonomi untuk Cek Kesehatan Gratis, Mungkinkah Dilakukan Lebih Rutin?
"Kesehatan adalah harta sejati; ketika ia hadir di tengah hiruk-pikuk pasar, kepedulian menjelma nyata."
Oleh Karnita
Pasar yang Menyembuhkan: Ketika Kepedulian Menyapa dari Lobi Pasar
Pernahkah kita membayangkan sebuah pasar tradisional berubah sejenak menjadi tempat pemeriksaan kesehatan yang hangat dan penuh tawa? Itulah yang terjadi pada Rabu, 8 Oktober 2025, di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi. Dalam laporan Pikiran Rakyat berjudul “Pedagang Hingga Pembeli Antusias Jalani Pemeriksaan Kesehatan Gratis Polres Cimahi di Pasar Atas Baru”. Kegiatan tersebut direspons dengan antusiasme warga yang memadati area lobi pasar demi layanan kesehatan gratis dari Polres Cimahi.
Bagi sebagian besar pedagang, waktu adalah kemewahan yang tak mudah dicuri dari rutinitas berjualan sejak pagi buta hingga sore hari. Itulah sebabnya, kegiatan yang diinisiasi oleh Dokkes Polres Cimahi ini terasa seperti oase di tengah padatnya aktivitas ekonomi rakyat. Para pedagang seperti Iis Sumiati dan Santi menyebut kegiatan ini sebagai “berkah yang menyapa di sela dagangan.”
Penulis tertarik pada kisah sederhana namun sarat makna ini karena mengandung dua pesan kuat: pentingnya akses kesehatan yang merata, dan wujud konkret sinergi antara aparat dan warga. Dalam konteks kini, ketika isu kesehatan masyarakat kerap terpinggirkan oleh hiruk-pikuk ekonomi, langkah Polres Cimahi menjadi contoh bagaimana empati dapat menjelma menjadi kebijakan yang menyentuh akar kehidupan.
Polisi dan Pasar: Dua Dunia yang Berjumpa dalam Kepedulian
Biasanya, kehadiran polisi di pasar dikaitkan dengan keamanan atau penertiban. Namun kali ini, Polres Cimahi hadir sebagai pelayan kesehatan, bukan penegak disiplin semata. Inisiatif Dokkes Polres Cimahi membuka ruang baru bagi aparat untuk lebih dekat dengan warga tanpa sekat seragam dan formalitas. Dalam ruang itu, kepercayaan tumbuh bukan karena kewajiban, melainkan karena perhatian.
Kegiatan ini menunjukkan wajah humanis kepolisian yang sering luput dari sorotan media. Saat dr. Roza Linda dan tim medis melayani warga satu per satu, tercermin bentuk lain dari perlindungan: bukan menegakkan hukum, tetapi menegakkan derajat manusia melalui kesehatan. Dalam lanskap sosial yang sering diliputi rasa curiga terhadap aparat, aksi ini memberi harapan bahwa empati bisa menjadi bahasa universal.
