Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kunjungi Pelaku Ekonomi untuk Kesehatan Gratis, Mungkinkah Dilakukan Lebih Rutin?

8 Oktober 2025   20:05 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan Gratis yang digelar Polres Cimahi di Pasar Atas Baru, Rabu 8 Oktober 2025 disambut antusias warga. /Ririn NF/"PR" Suvenir Persib Bandung

Dari sudut pandang sosial, kegiatan seperti ini juga memperkuat makna “pasar” sebagai simpul komunitas. Ia bukan sekadar tempat jual beli, melainkan ruang interaksi sosial yang hidup, tempat solidaritas tumbuh, dan di sinilah peran negara hadir secara langsung, menyentuh tanpa birokrasi.

Kesehatan di Tengah Kesibukan: Realita Pedagang Rakyat

Bagi pedagang kecil, waktu luang untuk periksa kesehatan sering kali menjadi kemewahan yang tak terjangkau. Mereka berdagang sejak subuh hingga petang, mengandalkan tubuh yang kadang sudah kelelahan namun tetap dipaksa kuat. Kasus seperti Iis dan Santi menggambarkan kenyataan sosial bahwa akses terhadap layanan kesehatan publik belum sepenuhnya inklusif bagi pekerja sektor informal.

Pemeriksaan gratis dari Polres Cimahi menjadi solusi sederhana namun efektif. Layanan kesehatan yang “menjemput bola” ini menembus hambatan klasik berupa waktu, jarak, dan biaya. Di sinilah letak keunggulan program ini: keberpihakan pada masyarakat bawah tanpa prosedur rumit.

Namun kegiatan ini juga mengandung pesan reflektif: bahwa kesehatan masyarakat bukan hanya urusan medis, tapi juga urusan struktur sosial dan kebijakan publik. Ketika sistem kesehatan belum mampu menjangkau seluruh lapisan, inisiatif kolaboratif seperti ini menjadi bukti bahwa pendekatan komunitas adalah jalan tengah yang manusiawi.

Dari Gangguan Lambung hingga Hipertensi: Cermin Kesehatan Publik

Sebagian besar warga yang diperiksa mengalami keluhan seperti gangguan lambung, pusing, dan tekanan darah tinggi. Temuan sederhana ini mencerminkan pola umum penyakit yang diderita masyarakat urban berpenghasilan rendah: penyakit akibat kelelahan, stres, dan pola makan tak seimbang. Data mikro semacam ini seharusnya dapat menjadi cermin kebijakan kesehatan preventif pemerintah daerah.

Gangguan lambung, misalnya, kerap muncul karena ritme kerja tanpa jeda dan konsumsi makanan yang tidak teratur. Sedangkan hipertensi adalah alarm tubuh terhadap beban hidup yang tak seimbang antara tenaga dan waktu istirahat. Maka, kegiatan pemeriksaan kesehatan di pasar tidak hanya bersifat medis, tapi juga edukatif—mengajarkan pentingnya mengenali tanda-tanda tubuh yang lelah.

Jika langkah Polres Cimahi dapat direplikasi di berbagai daerah, pasar tradisional bukan lagi sekadar ruang ekonomi, melainkan juga pusat kesehatan masyarakat berbasis komunitas. Di sana, kebijakan publik hadir bukan lewat baliho, tetapi melalui tindakan nyata yang dirasakan langsung oleh rakyat.

Sinergi yang Menyentuh: Ketika Lembaga Negara Turun ke Akar Rumput

Kegiatan Polres Cimahi menjadi contoh sinergi antara lembaga negara dan masyarakat yang bersifat mutual. Aparat mendapat kepercayaan sosial, sementara warga memperoleh manfaat langsung tanpa biaya. Dalam perspektif komunikasi publik, kegiatan seperti ini memperkuat citra kepolisian sebagai institusi pelayan masyarakat yang peduli, bukan sekadar penegak hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun