Refleksi dari berbagai negara menunjukkan Patriot Bonds bisa menjadi solusi, seperti di Jepang dan Amerika Serikat. Tetapi, konteks Indonesia berbeda: semangat gotong royong ada, tetapi tata kelola dan prioritas sering kali lemah. Karena itu, Patriot Bonds perlu dikelola dengan orientasi yang jelas sejak awal.
2. Akselerasi, Bukan Sekadar Peluncuran
Peluncuran Patriot Bonds memang penting, tetapi yang lebih krusial adalah percepatan aksinya. Jangan sampai momentum hilang hanya karena birokrasi berbelit atau visi yang kabur. Akselerasi berarti memastikan instrumen ini segera bergerak mendanai proyek strategis yang relevan.
Tanpa akselerasi, Patriot Bonds bisa kehilangan kepercayaan publik. Dunia usaha yang sudah bersedia berkontribusi akan kecewa bila implementasinya lambat. Kredibilitas Danantara Indonesia sebagai pengelola investasi negara pun bisa ikut tercoreng. Inilah pelajaran dari Agrinas yang terlalu lama terseret dalam keraguan eksekusi.
Akselerasi bukan sekadar cepat, tetapi juga tepat sasaran. Lebih baik bergerak cepat dengan risiko terukur, daripada lamban dengan alasan kehati-hatian berlebihan yang akhirnya kehilangan momentum. Dalam pembangunan, waktu adalah modal yang tak tergantikan.
3. Orientasi Prioritas yang Tepat
Patriot Bonds harus diarahkan pada sektor prioritas yang mampu menggerakkan perekonomian sekaligus memberi manfaat luas. Energi terbarukan, ketahanan pangan, dan infrastruktur strategis adalah contoh konkret yang bisa menjadi pijakan. Pemilihan prioritas ini akan menentukan keberhasilan atau kegagalannya.
Jika orientasi salah, instrumen sehebat apa pun akan kehilangan relevansi. Pengalaman Agrinas menjadi alarm keras: dana besar tanpa arah yang jelas hanya berakhir pada kebingungan dan rasa malu. Patriot Bonds tidak boleh mengulang kesalahan yang sama.
Orientasi prioritas juga harus menyeimbangkan antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Jangan hanya fokus pada proyek yang menguntungkan secara cepat, tetapi abaikan kebutuhan strategis generasi mendatang. Inilah makna sejati dari gotong royong lintas generasi.
4. Gotong Royong Dunia Usaha dan Pemerintah