Diculik dan Tewas: Refleksi Tragis Kepala Cabang Bank BUMN
"Ketika kemanusiaan tergadaikan, keadilan menjadi tangisan sunyi."
Oleh Karnita
Pendahuluan
Rabu, 19 Agustus 2025. Di parkiran supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, MIP baru keluar dari rapat kantor ketika beberapa orang mendadak menyeretnya ke mobil putih terdekat. Upayanya melawan sia-sia; kendaraan langsung melaju meninggalkan lokasi, meninggalkan saksi yang hanya tercengang. Kejadian singkat ini menegaskan rentannya pejabat publik di ruang terbuka tanpa pengamanan.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai keamanan pejabat publik dan risiko kriminalitas yang menyasar figur ekonomi. Sebagai penulis, perhatian saya tertuju pada bagaimana kasus ini mencerminkan lemahnya perlindungan terhadap profesional yang menjadi target kekerasan. Penting bagi publik dan pihak terkait untuk memahami dinamika kriminalitas yang makin kompleks di perkotaan.
Kasus MIP bukan sekadar tragedi individu, tetapi juga cermin dari tanggung jawab institusi, etika, dan sistem hukum yang harus responsif. Pembelajaran dari peristiwa ini relevan bagi masyarakat yang ingin membangun lingkungan aman sekaligus menumbuhkan kesadaran hukum. Narasi ini akan menelusuri fakta, analisis, dan refleksi atas peristiwa yang mengejutkan ini.
Kronologi Penculikan dan Penemuan Mayat
Peristiwa penculikan terjadi pada Rabu, 19 Agustus 2025, di parkiran supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berdasarkan rekaman CCTV, MIP terlihat mengenakan kemeja batik cokelat dan celana krem, berjalan menutupi kepala sambil menghindari rintik hujan. Tak lama, beberapa orang keluar dari mobil putih, menyeret korban masuk kendaraan.
Usaha korban melawan sia-sia; mobil putih itu langsung melaju meninggalkan lokasi. Saksi sempat melihat aksi tersebut namun tak mampu menghentikannya. Kejadian ini menyoroti risiko keamanan di area publik yang seharusnya aman bagi warga dan profesional.