Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut 1000 Tulisan di Kompasiana: Sebuah Perjalanan Penuh Syukur dan Harapan

21 Agustus 2025   19:20 Diperbarui: 21 Agustus 2025   21:01 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Perjalanan Penuh Syukur dan Harapan  (dok. Pribadi)

Menyambut 1000 Tulisan di Kompasiana: Sebuah Perjalanan Penuh Syukur dan Harapan

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln

Oleh Karnita

Pendahuluan: Tonggak yang Membuat Hati Bergetar

Hari ini, Kamis, 21 Agustus 2025,  bukan sekadar hari biasa. Ini adalah momentum yang membuat hati bergetar: seribu tulisan telah saya torehkan di Kompasiana. Angka itu bukan sekadar hitungan, melainkan jejak perjalanan panjang, penuh pasang surut, syukur, sekaligus harapan. Sejak pertama kali melangkah di Kompasiana, saya tak pernah membayangkan perjalanan ini akan membawa saya sejauh ini.

Menulis bagi saya bukan sekadar mengisi waktu, melainkan menghadirkan diri sepenuhnya. Setiap kata adalah saksi, setiap paragraf adalah perjalanan, dan setiap artikel adalah tapak langkah yang menyatu dengan denyut kehidupan. Kompasiana menjadi rumah tempat jejak itu tersimpan, tempat saya kembali, dan tempat saya tumbuh.

Kini, saat mencapai angka seribu, saya berhenti sejenak untuk menengok ke belakang, merasakan napas syukur, sekaligus menatap jauh ke depan. Seribu tulisan bukanlah garis akhir, melainkan awal dari babak baru dengan makna yang lebih dalam.

Kompasiana: Sahabat Setia yang Menyimpan Jejak

Pertemuan saya dengan Kompasiana bagaikan bertemu seorang sahabat lama yang hangat menyambut dengan tangan terbuka. Ia memberi ruang bagi setiap kata, menampung keresahan, ide, maupun refleksi tanpa syarat yang kaku. Tidak ada redaksi yang sulit ditembus, tidak ada pagar tinggi yang membatasi. Hanya ada satu hal: tulis dengan jujur dan hormati aturan bersama.

Berbeda dengan media konvensional, Kompasiana memberikan kemewahan untuk memperbarui dan menyempurnakan tulisan kapan saja. Artikel tidak hilang ditelan waktu, melainkan menjadi arsip hidup—selalu siap ditemukan dan dijadikan referensi. Ini adalah kebebasan sekaligus kemerdekaan yang dulu sulit saya rasakan di koran atau majalah.

Lebih dari sekadar platform, Kompasiana adalah ruang pertumbuhan. Di sinilah saya belajar konsistensi, menemukan komunitas yang hangat, dan menjalin percakapan dengan pembaca yang mungkin tak pernah saya temui secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun