Festival juga menyoroti pentingnya pendidikan lingkungan berkelanjutan. Anak-anak dan remaja belajar dari pengalaman langsung, sehingga kesadaran ekologis menjadi bagian dari perilaku sehari-hari. Kritik yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai program ini berhenti setelah festival selesai. Penulis menyarankan integrasi kegiatan ke kurikulum sekolah agar dampak jangka panjang dapat terukur.
Penutup
Pemulihan Sungai Ciliwung menunjukkan bahwa kolaborasi nyata bisa menghadirkan perubahan. “Sungai yang bersih adalah cerminan masyarakat yang peduli,” ujar Rasio Ridho Sani. Inisiatif ini tidak hanya memperbaiki lingkungan, tetapi juga membangun nilai sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan semangat ini, kota lain dapat meniru dan beradaptasi sesuai konteks masing-masing.
Masyarakat diajak terus berpartisipasi. “Pemulihan sungai bukan tugas satu pihak, tetapi tanggung jawab bersama,” kata Wakil Wali Kota Candra Rahmansyah. Pesan ini menegaskan bahwa aksi kolektif lebih kuat daripada usaha individu. Penulis berharap, Festival Ciliwung menjadi momentum perubahan yang berkelanjutan bagi Indonesia. Wallahu a’lam.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan reflektif, bukan promosi produk atau pihak tertentu.
Daftar Pustaka
- Kompas.com. “KLH Ajak Masyarakat Peduli Sungai Ciliwung.” 10/08/2025. https://www.kompas.com
- Republika.co.id. “Festival Ciliwung 2025: Edukasi dan Pemulihan.” 10/08/2025. https://www.republika.co.id
- KLH.go.id. “Program Pemulihan Sungai Ciliwung.” 2025. https://www.menlh.go.id
- Pemkot Depok. “Revitalisasi Sungai Ciliwung.” 2025. https://www.depok.go.id
- PGN Gas Indonesia. “CSR dan Dukungan Lingkungan 2025.” https://www.pgn.co.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI